Hadist Urgensi Kesehatan


URGENSI KESEHATAN
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Hadits
Dosen pengampu Ibu Nadzifaf. S.t H, i. M. Si




Disusun oleh,
1.       Malikhah                          : 103111123
2.       Maria Ulfa                        : 103111124
3.       Maulida Khoirun Ni’mah : 103111125



FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA  ISLAM  NEGERI  WALISONGO
SEMARANG
2011



URGENSI KESEHATAN
       I.            PENDAHULUAN
طيب يحب الطيب نظيف يحب النظا فق artinya : “Sesungguhnya Allah itu baik, menyukai sesuatu yang baik, (Allah itu) bersih, menyukai yang bersih.” (HR. At-Tirmidzi). Hadits tersebut mengisyaratkan kepada kita bahwasanya menjaga kebersihan itu merupakan perbuatan yang baik. Dengan menjaga kebersihan, maka kita akan terhindar dari penyakit.
Kesehatan adalah mahkota bagi kehidupan manusia yang harus selalu dijaga dan dilestarikan. Melepaskan mahkota kesehatan berarti menjerumuskan hidupnya pada kehancuran. Oleh karena itu, Nabi Muhammad mengatakan: Mencegah datangnya penyakit lebih baik daripada mengobatinya. Memelihara dan mengamalkan dengan baik terhadap nilai-nilai kesehatan dalam ajaran Islam merupakan obat mujarab yang tiada duanya.[1]
Lingkungan yang sehat akan menciptakan suasana yang menyenangkan, sehingga kita dapat beraktualisasi tanpa adanya gangguan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu kita juga harus menjaga kesehatan lingkungan dengan baik.
Islam sangat memperhatikan masalah kesehatan, baik kesehatan fisik dan jiwa, maupun kesehatan lingkungan. Hal ini dapat ditemukan dalam Al-Qur’an dan Sunnah Nabi, yang merupakan sumber hukum Islam dan menjadi pedoman hidup bagi seluruh umat Islam. Ajaran/ syariat Islam yang berkenaan dengan kesehatan, seperti melarang perbuatan-perbuatan yang dapat membahayakan kesehatan dirinya atau orang lain (masyarakat), larangan melakukan hubungan seksual antara pria dan wanita diluar nikah (zina/ prostitusi) sebab bisa menyebabkan penyakit kelamin dan AIDS.[2]

    II.            RUMUSAN MASALAH
1.      Pengertian Kesehatan
2.      Perilaku Pendorong Tingkat Kesehatan
3.      Anjuran Menjaga Kesehatan


 III.            PEMBAHASAN
1.         Pengertian Kesehatan
Menurut WHO (World Health Organization atau Organisasi Kesehatan Dunia) “ Health is a state physical, mental, and social well being not merelythe of disease or infirmity. (Sehat adalah keadaan fisik, mental, dan sosial yang baik tidak saja karena tidak ada penyakit atau cacat) “.[3]
Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam Musyawarah Nasional tahun 1983 merumuskan kesehatan jasmaniah, ruhaniah, dan sosial yang dimiliki manusia sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan (tuntutan-Nya), dan memelihara serta mengembangkannya.[4]
Oleh karena itu, kita sebagai umat muslim harus menjaga kesehatan dengan baik sebagai bentuk rasa syukur kita terhadap karunia Allah SWT.

2.         Perilaku Tingkat Pendorong Kesehatan
            Pola hidup seseorang sangat mempengaruhi tingkat kesehatannya. Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam menjaga kesehatan, diantaranya:
1.      Pengaturan Makanan
يايها الناس كلوا ممافي الارض حللا طيباولا تتبعوا خطو ت الشيطن انه لكم عد و مبين
Artinya :
            “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (Q.S.2. 168)[5]

            Ayat ini merupakan cerminan bahwa Islam telah mengajarkan berbagai konsep dalam pengaturan makanan. Islam telah memberikan konsep yang boleh dimakan (halal) dan yang bermanfaat (thayyib) dan mencegah manusia dari makanan yang dilarang (haram) yang membahayakan kesehatan manusia. Selain itu, Islam juga melarang kebiasaan-kebiasaan yang tidak sehat atau kurang baik ketika makan. Islam memandang bahwa makanan yang dikonsumsi seseorang, dapat mempengaruhi perilaku orang tersebut.



2.      Olah Raga
Islam mengajarkan pentingnya olah raga untuk menghasilkan generasi yang kuat secara fisik terutama untuk melawan berbagai penyakit. Dengan melakukan olah raga secara teratur, maka akan membuat badan kita menjadi sehat dan bugar.
                       
3.      Menjaga Kebersihan
            Islam merupakan agama yang menyuruh umatnya untuk selalu menjaga kebersihan. Tujuan konsep kebersihan dalam Islam adalah untuk menghasilkan masyarakat yang sehat dan memiliki kekebalan terhadap penyakit, dan individu yang sehat (jiwa dan raga).[6]

3.         Anjuran Menjaga Kesehatan
       Ada beberapa hadits yang membahas mengenai urgensi kesehatan. Hadits ini dapat kita gunakan sebagai acuan untuk menjaga kesehatan, mengingat bahwa kesehatan sangat berharga. Berikut beberapa hadits tentang kesehatan:
1.     Hadits Abu Hurairah tentang Mukmin yang kuat lebih baik daripada Mukmin yang lemah:
عن ابي هر يره قا ل رسول الله صلي الله عليه وسلم المؤمن القوي خير واحب الي  الله من المؤمن      الضعيف وفي كل خير اخرص على ما ينفعك واستعن با لله ولا تعجز وان اصابك شيء فلا تقل لو    اني فعلت كان كد ا وكدا ولكن قل قد ر الله وما شاء فعل فىا ن لو تفتح عمل الشيطان (ايحر خه مسلم في كتاب القدر)                                                                                        
          Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata: Bersabda Rasulullah SAW “Mukmin yang kuat lebih disayangi oleh Allah dari Mukmin yang lemah dan masing-masing mempunyai keutamaannya, berhati-hatilah anda untuk memanfaatkan dirimu dan mintalah pertolongan Allah dan janganlah berputus asa, dan kalau anda mendapat cobaan janganlah berkata kalau aku berbuat tentulah begini atau begitu tetapi katakanlah ini hanya takdir dari Allah dan berbuat apa yang dikehendaki, karena kalimat ‘kalau” pembuka pintu bagi syetan.” (HR. Muslim)[7]
Hadist ini juga diperkuat dengan ayat dalam Al-Qur’an surat Al- Imron (3): 139 yang berbunyi :
ولاتهنواولاتحز نواوانتم الاعلون ان كنتم مؤمنين                                                                        
                Artinya:  “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.”[8]
            Dalam hadist dan ayat Al-Qur’an tersebut disugestikan untuk jangan menjadi lemah dan berduka cita, suatu peringatan agar umat Islam menjadi umat yang kuat dalam segala bidang.
            Salah satu cara untuk menumbuhkan kekuatan fisik adalah dengan berolahraga. Sebuah penelitian yang dilakukan di Inggris menyimpulkan bahwa olah raga juga mempengaruhi suasana hati seseorang, dan pengaruh ini akan tampak sangat jelas ketika olah raga itu dilakukan pada saat perasaan benar-benar sedang mengalami kondisi yang menurun. Hal ini dibuktikan oleh para peneliti, ternyata setelah mereka melakukan aerobik selama sekitar satu jam, bisa mengurangi ketegangan, kemarahan, dan kelelahan. Dan mereka menjadi fresh kembali setelah berolah raga.[9]

2.      Hadits Abu Hurairah tentang lima macam fitrah manusia:
عن ابي هريرهرضي الله عنه سمعت نبي صلى الله عليه و سلم يقول الفطرةخمس الختان والا ستحداد وقص الشارب وتقليم الاظفار ونتف الا باط (اخر جه البخا ري في كتاب اللبا س)                                                                                          
Artinya: “Nabi SAW, bersabda: Fitrah itu lima yaitu: khitan, istihdad (mencukur bulu kemaluan), menggunting misai (kumis), mengerat kuku, dan mencabut bulu ketiak”.[10]
Penjelasan dari ke lima fitrah tersebut adalah sebagai berikut:
1.        Khitan
Yaitu memotong kulup yang menutupi hasyfah zakar dari orang laki-laki dan memotong sebagian kulit yang terletak diatas kemaluan perempuan yang keadaannya seperti lembing ayam jantan. Khitan orang laki-laki dinamakan i’dzal, sedangkan untuk khitan perempuan dinamakan khafadh.[11]
Menurut medis, khitan diindikasikan sebagai upaya untuk pencegahan penyakit atau penanggulangan kelainan yang berkaitan dengan adanya prepusium (kulit dan mukosa yang menutupi glans penis), antara lain sebagai berikut:

a.         Fimosis
Yaitu prepusium tidak dapat ditarik ke belakang melewati glans penis. Prepusium yang tidak dapat ditarik ke belakang ini dapat mengakibatkan peradangan dan fribosis. Peradangan dan fibrosis yang berulang dapat mengakibatkan lubang prepusiumyang makin menyempit sehingga dapat menyebabkan obstruksi air seni.
b.        Pencegahan Tumor Ganas
Penelitian membuktikan bahwa khitan dapat mencegah terjadinya akumulasi smegma yang mempunyai hubungan dengan terjadinya tumor ganas penis. Jenis tumor ganas terbanyak adalah squmous cell cardinoma. Menurut hasil statistik penyakit ini banyak didapatkan pada penduduk yang tidak dikhitan dibanding mereka yang dikhitan.
c.         Condyloma Accuminata
Yaitu suatu kelainan kulit berupa vegetasi oleh human papiloma virus (HPV) tipe tertentu yang bertangkai dengan permukaan berjonjot. Khitan diperlukan untuk membuang kelainan kulit prepusium tersebut.[12]
2.        Istihdad
Yaitu mencukur bulu-bulu yang tumbuh diatas dzakar (penis) orang laki-laki dan sekitarnya, demikian pula bulu yang tumbuh di sekitar kemaluan perempuan. Yang utama adalah membersihkan bulu-bulu itu dengan mencukurnya. Menurut pendapat Abul Abbas ibn Syuraij, bulu anah adalah bulu yang tumbuh disekitar lubang dubur, sehingga alangkah baiknya jika kita mecukur bulu yang tumbuh disekitar qubul dan dubur.


3.        Menggunting Misai (Kumis)
Para ulama sepakat bahwa menggunting kumis merupakan sunnah. Lebih disukai jika menggunting mulai dari sebelah kanan. Batas pengguntingan kumis adalah hingga kelihatan pinggir bibir.
Ibnu Daqiqil Id berkata: “Hikmah kita disuruh menggunting kumis adalah untk menyalahi orang-orang ‘Ajam (orang-orang musyrikin) yang pada masa itu membiarkan kumis tumbuh panjang. Dan disukai kita menghilangkan ujung-ujung bulu kumis dari tempat masuk makanan dan minuman.

4.        Mengerat kuku
Mengerat kuku merupakan sunnah, bukan wajib dan disukai supaya dimulai dengan mengerat kuku-kuku tangansebelum mengerat kuku-kuku kaki. Maka yang mula-mula dikerat, adalah kuku telunjuk tangan kanan, kemudian jari tengah, kemudian kelingking, kemudian jari manis, kemudian ibu jari. Tangan kiri dimulai dengan mengerat kuku kelingking, kemudian jari manis, kemudian jari tengah, kemudian telunjuk, dan sesudahnya ibu jari. Mengenai kuku-kuku kaki, maka dimulai dengan kelingking kaki kanan terus sampai kelingking kaki kiri.
Didalam memotong kuku, yakni memotong yang lebih dari daging adalah untuk membaguskan keadaan, menghilangkan kejelekan, dan lebih mudah meyempurnakan thaharah.

5.        Mencabut Bulu Ketiak
Mengenai pencabutan bulu ketiak, maka para ulama sepakat menyunatkannya. Yang utama, bulu ketiak dicabut kalau dapat menahan sakit, tetapi jika tidak sebaiknya dicukur. Dan disukai jika mencukur mulai dari ketiak kanan.
Hadits Anas ibn Malik menerangkan, bahwa Rasulullah telah mewaktukan bagi para sahabat dalam mencukur misai, mengerat kuku, mencukur bulu kemaluan, dan mencabut bulu ketiak supaya tidak dibiarkan lebih dari 40 malam, maksudnya adalah tidak boleh lewat dari waktu tersebut, bukan harus menunggu selama 40 hari.[13]

3.      Hadits Abu Hurairah tentang perintah bersikat gigi   
Mulut  merupakan  pintu  gerbang  pertama  di  dalam  sistem  pencernaan.  Makanan  dan minuman  akan  diproses  di  dalam  mulut  dengan  bantuan  gigi-geligi,  lidah,  dan  saliva. Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut merupakan  salah  satu upaya meningkatkan kesehatan.
Dalam agama Islam diatur tentang hadits mengenai kesehatan gigi, yakni:
انرسولالله عليه وسلم قال : لولاان اسقى على امنى اوعلى الناس لامرتهم با لسواك مع صلاة (رواه البخارى ومسلم)                                                                  
Artinya: “Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: sekiranya tidak akan memberatkan umatku atau manusia, tentulah telah memerintahkan menyikat gigi pada setiap sholat.” (H.R Bukhori dan Muslim)[14]                                         Rasulullah  SAW menganjurkan membersihkan gigi dalam 4 keadaan, yaitu:
1.         Ketika hendak mendirikan shalat
2.         Ketika berwudhu
3.         Ketika akan membaca Al-Qur’an
4.         Ketika bangun tidur[15]
Adapun hikmah diperintahkannya bersiwak (menggosok gigi) dalam tiap-tiap mendekatkan diri kepada Allah, adalah supaya kita dalam keadaan sempurna dan bersih untuk menyatakan kemuliaan ibadah.
          Bersiwak jika dikaitkan dengan kesehatan sangat mempunyai dampak yang bagus, terutama setelah makan sebab:
a.         Membersihkan makanan yang tertinggal pada gigi dan membersihkan dari kerak gigi.
b.        Dapat mempertahankan struktur gigi.
c.         Menghilangkan bau mulut, menguatkan gusi, menghilangkan lendir, mengharumkan nafas.[16]



 IV.            KESIMPULAN
A healthy man has a hundred wishes, a sick man has only one” atau “orang yang sehat mempunyai seratus keinginan, orang yang sakit hanya punya satu keinginan”. Kata-kata bijak tersebut perlu kita jadikan pelajaran berharga, mengingat kesehatan merupakan sesuatu yang mahal harganya. Sudah seharusnya kita sebagai umat muslim untuk menjaga kesehatan terutama kesehatan badan kita. Agar terhindar dari adanya penyakit, maka kita juga harus berperilaku sehat seperti mengatur pola makan, berolah raga, dan menjaga kebersihan.
Didalam hadits juga telah dijelaskan tentang arti pentingnya kesehatan bagi kita. Dengan tubuh yang sehat maka kita akan mampu melakukan segala aktifitas dengan baik.






















DAFTAR PUSTAKA

Al-Hafidz, Ahsin W. 2007, Fikih Kesehatan, Jakarta: AMZAH
Hasan, Aliah B. Purwakania, 2008. Pengantar Psikologi Kesehatan Islami. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Kaelany, 2000.  Islam dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Muslim, Imam. Shahih Muslim Juz. 2. Bairut: Darul Kutub al- Islamiyah
RI, Departemen Agama. 1989. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Semarang: Toha Putra
Ash Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. 2003., Mutiara Hadits 2 “Thaharah dan Shalat”. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra



     [1] Ahsin W. Al-Hafidz, Fikih Kesehatan, (Jakarta: AMZAH, 2007), hlm. vii
     [2] Ahsin W. Al-Hafidz, Ibid, hlm. xiv
     [3] Kaelany, Islam dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000), hlm.167
     [4] Ahsin W. Al-Hafidz, Op. Cit, hlm.4
     [5] Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahan, Q.S Al-Baqarah: 168 (Semarang: Toha Putra, 1989)
     [6] Aliah B. Purwakania Hasan, Pengantar Psikologi Kesehatan Islami, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 166-201
     [7] Imam Muslim. Shahih Muslim Juz. 2. (Bairut: Darul Kutub al- Islamiyah), hlm. 461
     [8] Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahan, Q.S Al- Imron (3): 139, (Semarang: Toha Putra, 1989)
     [9] Ahsin W. Al-Hafidz, Op. Cit, hlm. 20-21
     [10] Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Mutiara Hadits 2 “Thaharah dan Shalat”, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2003), hlm. 41
     [11] Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Ibid, hlm. 42
     [12] Ahsin W. Al-Hafidz, Op. Cit, hlm. 101-102
     [13] Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Op. Cit, hlm. 43-45
     [14] Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Op. Cit, hlm. 37
     [15] Ahsin W. Al-Hafidz, Ibid, hlm. 80
     [16] Ahsin W. Al-Hafidz, Ibid, hlm. 79-80

0 komentar:

Post a Comment

 
MALIKHAH SAN © 2012 | Edited Designed by Kurungan Celotehan