Malikhah San |
Di era globalisasi ini kemandirian perempuan sangat dibutuhkan. Perempuan yang seringkali mendapatkan stereotip (pelabelan) sebagai konco wingking, sudah bergeser menjadi perempuan yang mandiri. Eko Setyowati Abbas Rochim selaku aktifis Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menuturkan bahwasanya dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang tiada batas ini mendorong perempuan khususnya, untuk lebih kreatif. Pada taraf nasional, pertumbuhan ekonomi berkembang semakin pesat, hal ini tentunya akan sangat menguntungkan bagi para wirausahawan untuk memacu kreatifitas mereka dalam membangun kemandirian dalam berwirausaha. Buruh dan pembantu rumah tangga menjadi sektor pekerjaan yang banyak dilakukan oleh perempuan. Padahal, upah buruh perempuan dan buruh laki-laki dibedakan. Hal ini tentunya menjadi keprihatinan kita semua kaum hawa. Begitu pula memilih untuk menjadi seorang pembantu rumah tangga juga merupakan sebuah pilihan yang maha dahsyat. Pasalnya seseorang perempuan berani mengambil keputusan untuk memilih pekerjaan yang dimata orang lain menduduki strata terbawah, sungguh pencapaian yang amazing. Melihat fenomena-fenomena tersebut, tidak menutup kemungkinan bagi para perempuan-perempuan lebih kreatif, adanya kesetaraan gender yang sudah lama diperjuangkan, tentunya akan berpengaruh terhadap usaha yang dilakukan perempuan diranah publik.
Mengapa harus Perempuan?
Pertama, Networking. Perempuan cenderung lebih mudah dalam membangun relasi (networking), terutama dalam menjalin kerjasama dalam dunia bisnis.
Kedua, Kreatif. Biasanya seorang perempuan memiliki banyak sekali ide dan gagasan yang dapat dikembangkan, terutama untuk masalah bisnis. Mereka nggak bakalan kehabisan ide untuk membuat sebuah usaha yang menarik. Komunikasi yang dijalin oleh seorang wanita biasanya selalu update. Ketika berkumpul dengan teman-teman mereka, biasanya perempuan selalu membincangkan sesuatu yang baru, unik, dan kreatif.
Ketiga, Tlaten. Uniknya, perempuan memiliki tingkat ketelitian lebih tinggi daripada kaum adam. Baik dalam masalah finansial, maupun masalah bisnis ato apalah itu. Setidaknya, perempuan mampu menjadi manager yang joss untuk setiap bisnis yang dilakukan. Baik bisnis online, bisnis rumah tangga, bisnis apapun itu.
Kembali lagi dengan Bu Eko dari HIPMI, dia kembali mengatakan bahwasanya HIPMI menawarkan kerjasama untuk para wirausahawan muda untuk bergabung dengan mereka. Dengan tujuan pengembangan SDM, peningkatan pendampingan untuk mencari bantuan modal, serta program pengembangan pemasaran produk hingga pasar global HIPMI akan membantu mewujudkan mimpi-mimpi calon wirausahawan yang ingin meraih sukses.
Selain itu HIPMI juga bertujuan untuk mencetak pengusaha yang tangguh dalam menghadapi persaingan global, meningkatkan minat untuk berwirausaha, serta mencetak para wirausahawan yang inovatif dan kreatif.
Begitu pula dengan penuturan Ibu Dewi Feb. Kustijanti dari LRC-KJHAM, harapan beliau untuk perempuan, dalam mewujudkan kemandirian ekonomi diharapkan dapat mewujudkan bangsa yang maju dan bermartabat. Dia menambahkan, dengan adanya kemandirian ekonomi oleh perempuan, diharapkan perempuan dapat mencukupi kebutuhan khususnya kebutuhan pribadinya, meningkatkan ibadahnya, menjadikan diri lebih bermanfaat, serta meningkatkan bergaining position sebagai seorang perempuan.
Begitu banyak permasalahan KDRT yang diakibatkan oleh adanya permasalahan ekonomi. Perempuan berwirausaha pada hakekatnya bukan semata-mata untuk bersaing dalam hal penghasilan dengan pasangan. . Namun, semua itu lebih kepada bagaimana perempuan tidak tergantung dengan kaum hawa, tidak selalu menegadahkan tangan/ meminta kepada pasangan ketika kita membutuhkan uang.
Dan akhirnya, “Kaya atau Miskin itu sebuah Pilihan”. Selamat berkarya, tentukan pilihan hidupmu, semoga bermanfaat. Amien.
Oleh, Malikhah
Semarang, 15 juni 2012, 01.30
*Hasil Seminar Nasional bersama UKMI AN-NISWA dan Lembaga Pengembangan dan Advokasi Perempuan (LPSAP) PMII Rayon Tarbiyah.
0 komentar:
Post a Comment