Mahasiswa sebagai agen perubahan, tentunya
secara kemampuan dan kapasitasnya tidak diragukan lagi. Potensi yang dimiliki
menjadi modal utama sebagai penggerak perubahan. Negara Indonesia yang tengah
mengalami krisis multidimensi, perlu adanya suatu pembaharuan dan perubahan
yang signifikan. Disini, mahasiswa memiliki peran besar dalam mengawal
perubahan tersebut. Disisi lain, mahasiswa juga harus peka terhadap kondisi
masyarakat Indonesia yang masih banyak berada pada garis kemiskinan.
Betapa banyaknya orang-orang yang berada digaris
kemiskinan. Berdasarkan data dari
BPS pada Maret 2011 angka kemiskinan sebanyak 30,03 juta jiwa atau 12,49% dari
jumlah penduduk Indonesia. Jumlah tersebut sangat memprihatinkan. Angka pengangguran
yang semakin menggunung di Indonesia ini, semakin memperparah kondisi
masyarakat. Ditengah-tengah gemerlapnya kemewahan, masih banyak orang-orang
yang tidak mampu, dan harus berjuang untuk mempertahankan kehidupannya.
Dengan mengusung visi sosial, pengurus Rayon
Tarbiyah, yang digawangi oleh sahabat Muhammad Busro Asmuni berusaha
mengaplikasikannya. Visi sosial dan pengabdian masyarakat yang ditandaskan
dalam agenda Bakti Sosial (Baksos) ini merupakan bentuk bakti PMII RATA kepada
masyarakat. Busro selaku ketua umum PMII RATA mengatakan, “kegiatan Baksos ini
merupakan aplikasi visi sosial yang telah termaktub dalam visi PMII RATA”. Dia
menambahkan, visi tersebut menjadi salah termasuk salah satu latar belakang
diadakannya Baksos di desa Banjaran. Senada dengan Busro, Ahmad Munir, yang
juga menjadi panitia SC dari kegiatan Baksos ini menuturkan bahwa Baksos ini
sebenarnya telah lama ada, namun dalam beberapa tahun terakhir ini, kegiatan
tersebut tidak pernah dilaksanakan oleh pengurus PMII RATA. “Oleh karena itu,
kami tergerak untuk melanjutkan kembali kegiatan yang telah lama mati suri
tersebut, sehingga PMII RATA tidak hanya eksis didalam kampus, namun di
masyarakat juga”, tandasnya.
Setiap kegiatan tentunya memiliki target yang
jelas. Begitu pula dengan agenda Baksos ini, tidak hanya sekedar menggugurkan
program kerja yang telah dicanangkan, namun lebih dari itu. Substansi dari
acara tersebut juga harus mengena, baik untuk para kader maupun untuk
masyarakat sebagai sasaran utamanya. “Dengan adanya baksos ini, diharapkan
kader-kader PMII dapat dikenalkan kepada masyarakat”, tutur Busro saat
diwawancarai tim LkaP disela-sela kesibukannya mempersiapkan agenda RTAR. Munir
juga mengatakan bahwa kader-kader PMII juga harus tahu, bahwasanya PMII juga
peduli dengan masyarakat. “Agenda baksos ini bertujuan untuk menyadarkan kepada
kita bahwasanya kita merupakan makhluk sosial yang harus saling membantu”, kata
Munir.
Beberapa agenda yang telah dirumuskan
sebelumnya memiliki banyak manfaat bagi masyarakat desa Banjaran. “Penyuluhan
kesehatan; lomba vestifal anak sholeh yang terdiri dari lomba adzan, baca tulis
al-Qur’an, dan lomba cerdas cermat; pentas seni dan pemutaran film merupakan
serangkaian acara baksos di Banjaran ini”, ujar Munir yang kami wawancarai
diserambi masjid tempat Baksos dilaksanakan. Munir menambahkan, selain
agenda-agenda untuk anak-anak, ada agenda lain yang kami laksanakan, yakni
kerja bakti lingkungan dan papanisasi, pembagian sembako; dan pengajian akbar.
Jadi selain untuk memberikan pengetahuan kepada anak-anak disana, kami
memberikan bantuan kepada masyarakat setempat.
Adanya agenda yang dilaksanakan oleh pengurus
PMII Rata sangat disambut hangat oleh masyarakat setempat. Bapak Iwan selaku
ketua RT setempat menuturkan bahwa dengan adanya baksos ini saya dan warga sini
merasa sangat senang dan terbantu. “Saya berharap agenda seperti ini bisa
dilakukan sesering mungkin, mengingat masih banyak sekali warga yang
membutuhkan bantuan dari sahabat-sahabat PMII”, tambahnya. Suminah yang
merupakan salah satu warga desa Banjaran juga menyatakan bahwasanya dengan
adanya bantuan pemberian sembako, dia dan ibu-ibu lainnya merasa sangat senang.
“Kami tidak menyangka akan mendapatkan bantuan sembako gratis, awalnya kami
mengira sembako dijual dengan harga murah, ternyata gratis”, imbuhnya.
Baksos kali ini sangat berbeda dengan Baksos
sebeluumnya. Pasalnya dalam agenda Baksos ini akan ada follow up-nya.
“Melihat kondisi TPQ yang ada di banjaran, membuat hati kami prihatin”, kata
Munir. Busro mengatakan bahwa dia dan pengurus PMII Rata akan mengusahakan bantuan
untuk memperbaiki TPQ yang ada disana. Kondisi TPQ yang terbuat dari triplek
sangat tidak layak untuk digunakan sebagai tempat belajar mengajar anak-anak.
“Kami akan mencoba membuat proposal untuk membantu reparasi TPQ”, ujarnya.
Dengan adanya Baksos semoga dapat menggugah hati sahabat-sahabati PMII agar
memiliki jiwa sosial yang tinggi.
Oleh, Ophie MGFC and Malikhah San
0 komentar:
Post a Comment