Oleh, Malikhah San
Konferensi RIO +20 atau lebih dikenal dengan
konferensi pembangunan berkelanjutan yang akan dilaksanakan tanggal 13-22 Juni
2012 ini menaruh harapan besar untuk masyarakat dunia. Konferensi
ini guna memperingati
20 tahun Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan (UNCED) pada 1992 di
Rio de Janeiro serta 10 tahun Pertemuan Puncak Dunia untuk Pembangunan
Berkelanjutan (WSSD) di Johannesburg, Afrika Selatan. Setelah mati suri selama bertahun-tahun, tentunya dengan
adanya pertemuan ini agenda besar yang akan dirumuskan dapat benar-benar
dijalankan.
Konferensi ini memang tepat untuk dilaksanakan, melihat
krisis multidimensi yang tengah menggerogoti umat manusia ini. Dengan mengusung
jargon “Future We Want” atau dalam bahasa Indonesia-nya “Masa Depan yang
Kita Mau” setidaknya mewakili sebuah harapan besar untuk mewujudkan masyarakat
yang produktif. Konferensi Rio +20 ini berfokus pada dua topik, yaitu ekonomi
hijau (green economy) dalam konteks pembangunan berkelanjutan untuk penghapusan
kemiskinan dan kerangka institusi untuk pembangunan berkelanjutan. Selain itu,
ada
tiga pilar sebagai kerangka konferensi: pembangunan ekonomi, pembangunan
sosial, dan perlindungan lingkungan.
Meskipun tema yang diusung merupakan ide perubahan yang
menyuarakan kepedulian terhadap permasalahan sosial dan lingkungan, namun kita
patut skeptis. Setelah 20 tahun dari hasil KTT tahun 1992 tersebut, ternyata
masih banyak kesenjangan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Keberlangsungan
KTT yang dilaksanakan tempo dulu ternyata tidak dapat menampakkan perubahan
yang signifikan. Pertemuan yang saat ini sedang berlangsung jangan hanya
menjadi bahan pertarungan wacana antar negara, namun lebih kepada tindakan
realistis untuk masyarakat.
Kesenjangan antara negara maju dan berkembang harus
segera diatasi. Negara maju yang notabene telah matang dalam berbagai hal,
setidaknya mampu memberikan kontribusi dan dukungan terhadap negara berkembang.
Terkait permasalahan ekonomi, sosial, maupun politik setidaknya transfer of
knowledge maupun transfer tekhnologi akan sangat membantu dalam mensukseskan
program ini. Semua negara harus ditegaskan untuk selalu memegang komitmen
bersama untuk menjaga integritas yang termaktub dalam tiga pilar tersebut,
yakni pembangunan
ekonomi, pembangunan sosial, dan perlindungan lingkungan.
Sudah saatnya pembangunan berkelanjutan ini tidak hanya
sekedar pembangunan ekonomi saja, namun perlu diperkuat dengan pembangunan
ekonomi, sosial, dan lingkungan. Pembangunan kependudukan juga harus
diperhatikan, mengingat hal tersebut sangat urgen untuk menopang kemajuan
masyarakat dunia. Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan, misalnya dengan
cara yang sederhana, yakni cukup dengan menghemat sumber daya alam yang
dimiliki. Dengan partisipasi dan keterlibatan masyarakat dalam menyukseskan
pembangunan ini, Indonesia akan tetap ada hingga setidaknya tahun 2045.
0 komentar:
Post a Comment