Perjalanan hidup memang seringkali tidak bisa ditebak. Semuanya adalah rahasia Ilahi. Begitupun perjalanan hidupku, yang mungkin tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Semua yang akan terjadi adalah sebuah misteri. Kelahiran, kematian, rezeki, jodoh, semuanya ketetapan yang Allah berikan kepada umat manusia. Maka dalam Islam, sebagai umat Islam kita wajib beriman atau percaya akan qada dan qadar Allah SWT.
Ketetapan yang Allah SWT berikan kepada setiap manusia, adalah ketetapan yang terbaik. Meskipun, terkadang kita sebagai manusia menganggapnya sebagai hal yang menyedihkan. Akan tetapi, percayalah bahwa setiap ketetapan Allah kepada hamba-Nya adalah ketetapan yang terbaik.
“Engkau sarjana muda
Resah mencari kerja
Mengandalkan ijazahmu
Empat tahun lamanya
Bergelut dengan buku
'Tuk jaminan masa depan”
Penggalan lirik lagu Iwan Fals yang berjudul “Sarjana Muda” ini benar-benar melukiskan perjalanan awal karirku. Selepas lulus kuliah, mau lanjut program pascasarjana, tersandung biaya. Mencoba melamar pekerjaan dibeberapa sekolah, namun hasilnya nihil. Tidak ada satupun panggilan kerja yang masuk. Pada akhirnya, akupun memilih untuk berjualan jamur kancing bersama dengan adikku. Selepas menunaikan salat subuh, bersama dengan adikku, memacu kendaraan menuju pasar pagi. Awalnya ragu dan malu, sebab lama kuliah Pendidikan namun memilih untuk berjualan jamur di pasar pagi. Ku tepis rasa malu, ku tepis segala omongan yang menyakiti hati, karena bagiku semua adalah perjalanan yang pasti ada hikmahnya.
Sebulan menjalani rutinitas jualan di pasar pagi, ada panggilan kerja di sebuah sekolah dasar sebagai staff Tata Usaha (TU). Bagiku, kerja apapun tidak masalah, akhirnya ku terima tawaran kerja itu. Meski tidak sesuai dengan jurusan yang ku ambil saat kuliah dulu, aku hampir buta arah soal apa yang harus ku kerjakan. Sembari menjadi staff TU, jualan dipasar pagi tetap ku jalani sebelum. Selepas jualan, baru aku bergegas menuju sekolah dasar di wilayah Sukorejo. Hanya sebulan bertahan, pada akhirnya aku harus menyerah akan pekerjaan sebagai TU, pada akhirnya aku mencoba melamar pekerjaan di sebuah sekolah swasta di wilayah Boja.
Seperti gayung bersambut, akhirnya aku dipertemukan dengan pekerjaan yang selama ini aku harapkan. Meski gaji tidak seberapa (saat itu sekitar Rp 300.000), namun hatiku terasa rekah. Lingkungan kerja yang baru memang jauh dari kampung halaman, namun lingkungan kerja baru ini menjadi bagian penting dalam support system ini. Tiga tahun mengabdi di SMP Muhammadiyah 2 Boja, kepala sekolah mempersilakan untuk mengikuti seleksi guru kontrak di Kota Semarang. Katanya, agar mendapat kesejahteraan yang lebih baik. Sungguh diluar ekspektasi, biasanya kepala sekolah akan melarang anak buahnya untuk melepas untuk melamar pekerjaan lain yang lebih menjanjikan, namun berbeda dengan kepala sekolahku kali ini. Singkat cerita, akhirnya lolos menjadi guru kontrak di salah satu sekolah dasar di kota Semarang.
Perjalanan awal menjadi guru kontrak di kota, tentu tidaklah mudah. System kerja yang lebih ketat dari sekolah sebelumnya, membuat jiwa emak-emakku meronta-ronta. Apalagi saat itu, aku baru saja menjadi seorang ibu yang memiliki buah hati yang sedang lucu-lucunya. Saban sore sepulang mengajar, aku selalu menangis dan menginginkan untuk keluar dari kesepakatan sebagai guru kontrak. Alhamdulillah, barangkali Allah membuka pintu hatiku untuk tetap bertahan walau dalam kondisi kesulitan sekalipun. Sempat mencoba mendaftar sebagai calon pegawai negeri sipil (CPNS) tahun 2018, alhasil belum beruntung, padahal sudah belajar mati-matian, ahaha. Karena terbiasa dengan system belajar yang ketat, setelah tidak lolos CPNS, hati dan pikiranku serasa hampa. Sebagai pelarian, aku ambil kuliah lagi pada program pascasarjana PAI di universitas Wahid Hasyim.
Tiga tahun berjalan mengabdi di sekolah dasar Kota Semarang tepatnya tahun 2019, pada akhirnya ada lowongan CPNS, hanya ada satu lowongan yang lokasinya dekat dengan tempat tinggalku. Berbekal keberanian, akhirnya aku memutuskan untuk mendaftar, ada sekitar 80 orang pendaftar. Seleksi administrasi alhamdulillah lolos, lanjut seleksi kompetensi dasar (SKD), alhamdulillah Allah beri kemudahan untuk meraih peringkat pertama. Qadarullah, pada seleksi selanjutnya/ seleksi kompetensi bidang (SKB), salah satu pesaingku memiliki sertifikat pendidik (serdik). Sudah benar-benar difase pasrah, namun keyakinanku bahwa kalau memang rezeki tidak akan tertukar, alhamdulillah BKN menyatakan bahwa serdik tersebut tidak linier dengan jabatan yang dipilih. Akhirnya di SKB aku tetap diperingkat pertama dan lolos untuk pemberkasan NIP dan diangkat menjadi CPNS.
Cobaan tidak berhenti disitu, S2 ku tidak bisa kelar terlebih dahulu sebelum ijin belajar muncul. Jika aku memaksakan diri lulus S2 tanpa memiliki ijin belajar, maka ijazah S2 ku tidak akan diakui. Akhirnya kuputuskan untuk menunda kelulusan program pascasarjanaku. Akhirnya semua selesai dalam waktu 5 tahun. Lima tahun yang benar-benar panjang dalam menyelesaikan S2, tidak hanya Lelah pikiran, namun juga biaya…hehehe…
Dibalik itu semua, aku percaya, saat kita dititik terendah sekalipun, disaat kita anggap Allah memberi takdir yang tidak sesuai keinginan kita, ternyata Allah tengah mempersiapkan takdir yang terbaik untuk hamba-Nya. Maka, tugas kita sebagai manusia adalah selalu berhusnudzon kepada sang pemberi hidup. Allah SWT.
Berbicara soal husnudzon, husnudzon merupakan perilaku terpuji yang memiliki makna berprasangka baik. Husnudzon ternyata ada bermacam-macam lho. Pertama, husnudzon kepada Allah SWT. Berprasangka baik kepada Allah SWT bisa dilakukan dengan cara menerima segala takdir/ ketetapan Allah SWT dengan hati yang lapang dan ikhlas. Berprasangka baik kepada Allah SWT juga dapat dilakukan dengan cara mensyukuri segala nikmat yang Allah SWT berika kepada kita.
Kedua, husnudzon kepada sesama manusia. Berprasangka baik kepada sesama manusia dapat dilakukan dengan cara berpikir positif/ baik kepada orang lain. Husnudzon kepada sesama orang lain juga bisa dilakukan dengan cara tidak merendahkan orang lain. Ketiga, husnudzon kepada diri sendiri. Berprasangka kepada diri sendiri bisa dilakukan dengan cara meyakini potensi yang kita miliki. Husnudzon kepada diri sendiri juga dapat dilakukan dengan cara percaya diri, yakin akan kemampuan diri sendiri.
Semoga kita semua bisa selalu berprasangka baik kepada Allah SWT, sesama manusia, dan diri sendiri.





0 komentar:
Post a Comment