About Me

Malikhah; seorang ibu rumah tangga yang juga ASN dan aktif mengajar di SMPN 1 Singorojo. Lahir pada tanggal 28 Oktober 1991, dengan semangat sumpah pemuda semangat menulis untuk meninggalkan jejak digital yang bisa bermanfaat untuk semua.

Membongkar Sejarah Kartini


Oleh, Malikhah*
135 tahun silam tepatnya tanggal 21 April 1879, lahir seorang perempuan bernama Kartini. Dalam catatan sejarah, kelahiran pejuang emansipasi perempuan ini diperingati sebagai hari peringatan Nasional. Dalam kamus bahasa Indonesia, emansipasi berarti persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat seperti persamaan hak kaum perempuan dengan kaum pria. Mematikan suatu bangsa tidak harus dengan senjata, cukup mematikan sejarahnya. Perjuangan Kartini hingga meninggalnya Kartini secara mendadak patut untuk dibongkar. Peringatan hari Kartini bukan hanya bersifavt ceremonial, namun sebagai generasi muda patut mengetahui sejarah kehidupan Kartini tanpa adanya manipulasi penulisan sejarah.
Ada hal menarik yang patut dibongkar dalam sejarah Kartini, yakni kematian perempuan legendaris ini. “Kartini Mati Dibunuh” karya Efatino Febriana menjadi salah satu buku yang berusaha membongkar sejarah kehidupan Kartini hingga kematian Kartini yang misterius.
Dalam buku “Kartini Mati Dibunuh”, dijelaskan Kartini lahir dari pasangan R.M.A.A Sosroningrat dan M.A Ngasirah. Semenjak ayahnya menjadi bupati, ayah Kartini menikah kembali dengan Raden Ajeng Woerjan, keturunan langsung Raja Madura. Sebab, peraturan saat itu seorang bupati diharuskan menikah dengan keturunan bangsawan, sedang ibu Kartini bukan keturunan bangsawan.
Lahir dari keluarga yang cerdas, membuat Kartini tumbuh menjadi anak yang cerdas. Kartini bahkan fasih dalam menggunakan bahasa Belanda. Dalam berbagai bidang studi Kartini memang menguasai, namun Kartini enggan untuk membaca al Quran. Bukan tanpa alasan, ketidakmampuan gurunya dalam menjawab beragam pertanyaan Kartini tentang al Qur’an membuat Kartini enggan untuk membaca al Qur’an.
Europese Lagere School merupakan tempat Kartini menimba ilmu. Pasca lulus dari sekolah tersebut, Kartini tidak bisa melanjutkan sekolah. Kartini hidup dalam lingkungan yang senantiasa memegang teguh adat istiadat setempat. Meskipun ayah Kartini tidak diskriminatif, namun dalam hal kebebasan anak perempuan dibatasi. Oleh sebab itu, pasca lulus sekolah Kartini harus menjalani pingitan.
Kebebasan perempuan saat ini untuk mengenyam pendidikan memang tak seperti dahulu. Meskipun Kartini dalam pingitan, namun ia sering berinteraksi dengan kawan-kawannya melalui surat. Estelle Zeehadelaar yang sering dikenal dengan nama Stella merupakan kawan pena Kartini. Kepada Stella itulah Kartini berbagi pengalaman hidup dan bertukar pikiran melalui surat. Kemahiran Kartini dalam berbahasa Belanda membuat komunikasi keduanya semakin lancar.
Kemerdekaan Kartini bisa jadi terbatasi oleh peraturan ayahnya. Namun, tidak untuk kebebasan berpikir Kartini. Korespondensi Kartini dengan Stella membuat jejaring Kartini semakin luas. Hingga banyak orang-orang Belanda yang ingin menjalin pertemanan dengan Kartini hanya untuk memandulkan pemikiran Kartini. Pemikiran Kartini yang banyak berisi kritikan membuat banyak orang-orang Belanda tidak suka dengannya.
Pergolakan pemikiran pun dialami oleh Kartini. Salah satu pembahasan dalam buku “Kartini Mati Dibunuh” menjelaskan bahwa poligami menjadi salah satu bentuk pergolakan pemikiran Kartini. Betapa perihnya seorang wanita yang dipoligami, membuat Kartini geram dan membenci poligami, namun disisi lain Kartini harus berhadapan dengan ayahnya yang juga berpoligami. Tentunya Kartini tidak dapat membenci ayahnya meskipun ayahnya melakukan poligami. Terlebih ketika Kartini dijodohkan dengan Djojoadiningrat yang telah memiliki tiga istri. Kebencian Kartini akan poligami justru mengharuskan Kartini menghadapi kenyataan bahwa Kartini juga menjadi korban poligami. Setelah Kartini menikah, Kartini mendirikan sebuah sekolah Kartini di Rembang.
Hakekat Emansipasi Perempuan
Emansipasi perempuan yang digagas oleh Kartini pada hakekatnya tidak mengajak perempuan harus keluar berkarier dan menjadi pesaing laki-laki diberbagai lapangan kehidupan. Lebih dari itu, Kartini hendak mengajak perempuan agar lebih cakap melakukan kewajibannya, yakni menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama.
Melalui perempuan-perempuan inilah akan lahir anak-anak terdidik. Lantas, tanpa adanya pendidikan bagi perempuan, tidak mungkin lahir dan tumbuh anak-anak berpendidikan. Dari perempuan inilah, gerbang awal untuk menjadikan seorang anak menjadi lebih baik melalui pendidikan. Sayangnya, perjuangan emansipasi perempuan yang dilakukan Kartini terhenti dengan meninggalnya Kartini.
Dalam buku “Kartini Mati Dibunuh” ini digambarkan bagaimana kondisi Kartini setelah melahirkan sangat sehat. Menurut Dr. Van Ravestyan, kondisi Kartini sama sekali tidak mengkhawatirkan. Saat Dr. Van Ravestyan hendak pulang, Kartini dan Dr. Van Ravestyan meminum anggur sebagai tanda perpisahan. Pasca minum angur, perut Kartini mengalami sakit hebat hingga kondisinya terpuruk. Tidak selang beberapa lama, akhirnya Kartini menghembuskan nafas terakhir. Kematian Kartini yang sangat cepat dan mengejutkan ini tentu saja menimbulkan beragam spekulasi. Terlebih pihak keluarga tidak menyelidiki penyebab kematiannya. Prinsip mereka adalah “Laat de doden met rust” atau biarkan yang meninggal jangan diganggu.
Meski telah tiada, karya Kartini mampu menginspirasi perempuan Indonesia. Kartini terinspirasi dari penjelasan surat Al Baqarah ayat 257. Dari ayat ini, Kartini merasakan perubahan dirinya dari pemikiran jahiliyah kepada pemikiran hidayah. Dalam suratnya sebelum wafat, Kartini banyak mengulang kata “Dari Gelap kepada Cahaya” atau dalam bahasa Belanda “Door Duisternis tot Litch”. Kemudian saat diterjemahkan oleh Armijn Pane, “Door Duisternis tot Litch” diterjemahkan menjadi “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Kalimat ini sedikit demi sedikit menghilangkan makna yang dalam, karena diambil Kartini dari pemahamannya akan ayat al Quran, menjadi sesuatu yang puitis namun tidak memiliki arti ruhhiyah.
Meski telah tiada, perjuangan Kartini tetap mengakar hingga kini. Buku Habis Gelap Terbitlah Terang menjadi bukti sejarah akan pemikiran Kartini tempo dulu. Perjuangan emansipasi perempuan tetap harus dilanjut, agar perempuan di Indonesia menjadi perempuan cerdas dan hebat.

                                                                          *Pimpinan Umum LPM Edukasi

Membongkar Sejarah Perjuangan Ulama dan Santri



Buku Zainul Milal Bizawie dibedah dalam acara yang diselenggarakan oleh LPM Edukasi bekerjasama dengan Rabithah Ma'ahid Islamiyah. Hadir dalam acara ini penulis Ms Milal, Gus Razin, dan Prof. Mudjahirin Tohor. Buku ini mengungkap sejarah perjuangan para ulama dan santri yang telah lama dikubur tanpa dipublikasikan.

"Bangsa ini akan menjadi haram jika tidak diungkap koridor-koridor sejarah yang ada," ungkap Milal selaku penulis.

Peralawanan saat perang Diponegoro, menjadi saksi sejarah para ulama dan santri dari berbagai pesantren melakukan perlawanan.
Para ulama tidak hanya muncul saat merdeka, namun jauh sebelum itu para ulama sudah berjuang untuk NKRI. Fakta memang membuktikan bahwa bangsa Indonesia dibangun oleh kekuatan para Ulama.

Untuk mematikan sebuah bangsa, saat ini dapat dilakukan dengan mudah. "Mematikan suatu bangsa tidak harus secara langsung (dgn senjata), cukup dengan mematikan sejarahnya. Itu yang dilakukan oleh para penjajah pada umat Islam," tutur Milal.

Senada dengan Milal, Mudjahirin Tohir juga mengungkapkan bahwa perjuangan ulama dan santri untuk mempertahankan NKRI diikuti untuk warga Indonesia.

 Buku Laskar Ulama Santri dan Resolusi Jihad mentashih yang sudah ada tentang ulama dan santri," jelas Mudjahirin.

Saat itu, memang Belanda juga belajar tentang dunia batin orang-orang yang dijajah. Pada saat itu, orang-orang Belanda meneemukan, orang Jawa memiliki syahwat yang besar untuk memiliki kekuasaan.

"Banyak orang-orang yang menginginkan kekuasaan, tapi tidak mendapat kesempatan untuk berkuasa," ungkap Mudjahirin.

Dari sinilah, Belanda mulai mengadu domba. Semakin banyak peperangan, semakin banyak wilayah jajahan dan kekuasaan Belanda.

Perjuangan Ulama-Santri

Terdapat inti dari buku ini memiliki dua hal penting.
Pertama, Ulama santri berjuang habis-habisan untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kedua, Pergolakan politik keagamaan antara Wahabi dan Sunni dan menimbulkan perjuangan untuk membuat jami'iyah NU.

Ada pesan yang disampaikan oleh narasumber Prof. Mudjahirin, "Kalau ingin jadi org Indonesia, baca dan renungkan perjuangan leluhur kita bagaimana merebut kemerdekaan Indonesia".

"Kalau ingin menjadi NU, bacalah jerih payah perjuangan ulama NU. Tanpa itu, NU tidak sebagai roh bagi pemiliknya, tetapi hanya akan dipakai sebagai identitas sosial ketika ada kepentingan.

Jika dalam buku Laskar Ulama Santri dan Resolusi Jihad ada sejumlah kekurangan, maka kesempurnaan seorang penulis justru berada dalam kekurangan dan ketidaksempurnaan itu.

Ada beberapa hal yang disampaikan oleh Abdul Ghaffar Razin, M. Ed yang juga rektor Staimafa Pati.

Menurutnya, ketertinggalan NU dalam buku sejarah, naif kalau itu kesengajaan. Perlu pemaknaan dlm perjuangan ulama santri dalam konteks kekinian.

"Paradigma pendidikan Nasional Indonesia, tidak didasari dengan menggali akan pendidikan asli Indonesia", ungkap Gus Razin sapaan akrabnya.

Imbasnya melahirkan sistem pendidikan yang tidak mampu mengakomodasi pendidikan yang ada di pesantren.


Penghapusan Pancasila; Istilah Empat Pilar Kembangsaan



Oleh, Malikhah
Empat pilar kebangsaan tentu sudah tidak lagi asing ditelinga kita. Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI sebagai empat pilar kebangsaan beberapa lalu dipersidangkan dengan adanya permohonan penghapusan salah satu pilar. Permohonan yang diajukan oleh Pengawal Pancasila Jogja, Solo, dan Semarang (MPP Joglosemar) yang merupakan kumpulan dosen, peneliti, mahasiswa, wartawan, dan lainnya.
Permohonan penghapusan tersebut telah dikabulkan oleh Mahkamah Konstitusi, Secara epistemologis Pancasila sebagai dasar Negara memang telah termaktub dalam UUD 1945. Soekarno menyebut Pancasila sebagai philosophische grondslag (Kompas, 04/04).
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pilar artinya tiang penguat. Ke empat pilar yang telah disebutkan memiliki satu peranan penting sebagai tiang penguat sebuah Negara.meskipun demikian, Pancasila memang memiliki peranan penting bagi bangsa Indonesia. Selain sebagai dasar Negara, Pancasila juga menjadi ideologi bangsa Indonesia.
Butir-butir pilar memiliki kedudukan menjadi landasan untuk mencapai cita-cita bangsa Indonesia. Meskipun MK telah memutuskan bahwa istilah empat pilar telah dihapus, namun peran Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI masih sangat penting.
Dalam UUD 1945 terdapat cita-cita luhur bangsa Indonesia yang sampai kapanpun akan menjadi referensi untuk mewujudkannya. Bhineka Tunggal Ika sebagai istilah pemersatu bangsa Indonesia yang terdiri dari beragam suku, ras, dan agama menjadikan bangsa Indonesia mampu menghargai arti perbedaan. Sedangkan Negara Kesatuan Repulik Indonesia (NKRI) mampu memberikan pengaruh persatuan antar masyarakat Indonesia.
Meski saat ini bangsa Indonesia tengah mengalami krisis multidimensi, bukan berarti kita tenggelam dalam keterpurukan. Penghapusan istilah empat pilar kebangsaan ini jangan sampai menjadikan semangat untuk menyatukan bangsa Indonesia terkikis. Esensi Pancasila tetap harus dipegang teguh, meskipun telah dihapus dalam istilah 4 pilar. Dihapus bukan berarti dihilangkan dalam kehidupan, Pancasila tetap mimiliki satu kekuatan utuh sebagai salah satu tiang penyangga bangsa Indonesia.

LOMBA MENULIS CERPEN NASIONAL LPM EDUKASI 2014 "GRATIS"



Lembaga Pers Mahasiswa Edukasi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang menggelar Lomba Menulis Cerpen Tingkat Mahasiswa se-Indonesia 2014. Dengan kurun waktu penerimaan naskah cerpen tanggal 16 Januari-16 April 2014.
Persyaratan
1. Peserta adalah mahasiswa D3/S1 perguruan tinggi di Indonesia,
2. Peserta hanya diperbolehkan mengirimkan 1 (satu) naskah cerpen terbaiknya,
3. Tema Cerpen BEBAS,
4. Naskah cerpen merupakan karya sendiri, bukan terjemahan, saduran, atau plagiat,
5. Naskah cerpen belum pernah dipublikasikan di media massa, baik cetak maupun elektronik, serta tidak sedang diikutkan dalam lomba/sayembara lain,
6. Panjang cerpen 5-10 halaman,
7. Naskah cerpen diketik menggunakan huruf Time News Roman, 12 pt, spasi 1.5, margin 3, 3, 3, 3, ukuran kertas A4,
8. Biodata penulis dilampirkan pada halaman terakhir naskah, dan tidak lebih dari satu halaman,
9. Lampirkan hasil scan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) atau surat keterangan lain yang menyatakan bahwa peserta adalah mahasiswa D3/S1,
10. Naskah cerpen dikirim paling lambat 16 April 2014, Pukul 23.59 WIB, (LOMBA INI TANPA BIAYA PENDAFTARAN! G R A T I S!)
11. Naskah cerpen dikirim (attach files, bukan di body e-mail) ke alamat e-mail: lombacerpenedukasi@gmail.com. Tulis judul e-mail dan file naskah cerpen dengan format: Nama Penulis-Judul Cerpen-Perguruan Tinggi.
12. Naskah cerpen yang dikirim menjadi milik panitia, dan hak cipta tetap pada penulis,
13. Dewan juri akan memilih 20 naskah terbaik (Juara I, II, III, dan 17 nomine) yang akan dibukukan dalam antologi cerpen pemenang,
14. 20 nominasi terbaik akan diumumkan di website:http://lpmedukasi.com/ pada 16 Mei 2014,
15. Keputusan dewan juri bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu-gugat.
Hadiah

Juara I uang tunai Rp 1.000.000,- + Sertifikat Juara I + 1eksemplar buku antologi cerpen pemenang
Juara II uang tunaiRp 750.000,- + Sertifikat Juara II + 1eksemplar buku antologi cerpen pemenang
Juara III uang tunai Rp 500.000,- + Sertifikat Juara III+1eksemplar buku antologi cerpen pemenang
17 nomine mendapatkan sertifikat +1 eksemplar buku antologi cerpen pemenang

*Pengumuman juara akan disampaikan dalam acara "Seminar Kebangkitan Nasional” yang akan digelar oleh LPM Edukasi pada 20 Mei 2014.
*Cerpen terbaik pertama akan dipentaskan pada 26 Juni 2014 dalam acara “Malam Penganugerahan dan Penyerahan Hadiah Juara Lomba Cerpen LPM Edukasi 2014”.
Dewan Juri
1. S Prasetyo Utomo (Cerpenis, Dosen Penulisan Kreatif IKIP PGRI Semarang) 
2. Budi Maryono (Penulis dan Sastrawan semarang)
3. Taufik Krisna (Direktur Beranda Sastra Edukasi 2004/2005).
Kontak Panitia::::
085741097628 (Fikri Nadzif)
085641157939 (Ma’rufiana)
Sekretariat: Kantor LPM Edukasi Pusat Kegiatan Mahasiswa Lt. II Kampus II IAIN Walisongo Semarang.

Agenda Bedah Buku Laskar Ulama Santri dan Resolusi Jihad





Segera hadir, Bedah Buku "Laskar Ulama Santri dan Resolusi Jihad" oleh LPM Edukasai bekerja sama dengan RMI (Rabithah Maa'ahid Islamiyah) 

Ayo, untuk kawan-kawan dimanapun berada, silahkan bergabung untuk mengikuti agenda bedah buku. bakalan kami hadirkan penulisnya secara langsung :-)
Agenda::
Hari/ Tanggal     : 08 April 2014
Waktu                : 08.00
Tempat             : Audit 1 lantai 2, IAIN Walisongo Semarang, Kampus 1


Agenda::
Hari/ Tanggal     : 08 April 2014
Waktu                : 08.00
Tempat            : Audit 1 lantai 2, IAIN Walisongo Semarang, Kampus 1

Curhat Berjama’ah



Hay guys.. tahukah kalian dunia organisasi ini bagaikan arena permainan. Kamu bisa memilih arena mana saja yang kamu sukai, ada pilihan permainan mengerikan, menyenangkan, ataupun terasa biasa-biasa saja.
Sama halnya dengan dunia organisasi, kamu bisa saja memilih organisasi yang mengerikan, menyenangkan, atau biasa-biasa saja. Banyaknya pilihan, akan menentukan arah dan tujuanmu ke depan. Keseriusan dalam mengelola organisasi memang sangat dibutuhkan, prosesnya tidak mudah, dan butuh perjuangan.
Nih perjalanan curhatan temen-temen Edukasi angkatan 2012 yang baru saja kumpul-kumpul untuk membahas apa saja yang mereka rasakan di Edukasi. Berikut cuplikannya:
Yani :;:
“Pertemanan yg kurang di edukasi
Ewuh kalau mau sharing ke senior
Temen-temen cowok banyak yg tidak membantu
Banyak hal yg menarik di luar edukasi”

Rahma:: 
Temen-temen msh individualisme
Temen-temen bnyak yg aktif organisasi lain, edukasi jadi sampingan”

Nanda::
Masalah orientasi dan kenyamanan
Individualis di edukasi
Tidak ada hal yg seru di edukasi, kantor terlalu tenang
Faktor penyemangat sangat minim, untuk mengajak di edukasi
Hani::
Kurangnya kedekatan emosional
Sama

Alaika::
Jarang interaksi antar temen2, shg bkin tdk nyaman
Bingung di edukasi

Umam::
Kurangnya bertemu antar crew jadi tidak ada ikatan emosional
Tidak ada keakraban antar kawan di edukasi

Sabiq::
Nyari orang untuk menulis susah

Khotidjah::
Ada sekat antar angkatan

itu tadi celotehan temen-temen Quantum, eits,,, curhatan merekan bukan berarti apa-apa lo ya… ini semata-mata kritik untuk Edukasi juga. Memang, proses di Edukasi tidaklah mudah. Trilogi yang dibawa oleh Edukasi yakni “Membaca, Diskusi, dan Menulis” membuat kader-kadernya kadang terlalu sering untuk berkontemplasi. Sehingga membuat mereka terkesan individualistis. Sebenernya anak-anak Edukasi juga sangat baik dalam bersosialisasi lo ya… J
kalau masalah sekat angkatan simemang ada, sebab pengkaderan di Edukasi memang per angkatan. Jadi kesannya ada sekat angkatan ya? Tapi kesannya doing kok itu, sebenarnya biasa menyatu temen-temen Edukasi dari angkatan berapapun, karena kita selalu menjaga untuk guyub.
Intinya :: “U're self consciousness” (kesadaran pribadi)dan yang pasti, Tanggung jawab untuk Edukasi::
1. Internal 2012 hrs solid
2. Penerbitan hrs berkualitas
3. Kaderisasi harus tetap dikawal

Perempuan Hebat



Oleh, Malikhah
Perempuan saat ini memang hebat dan super. Super disini diartikan sebagai wanita-wanita penuh semangat untuk berkarya. Betapa tidak, saat ini banyak wanita hebat dengan karya-karyanya yang mendunia. Salah satunya dalam bidang penelitian. Dilansir dari Kompas (03/04) menyebutkan beberapa wanita yang mampu meraih prestasi diantaranya Caterina Atmosukarto (2004) peneliti LIPI bidang mikrobiologi. Selain itu, ada pula Fenny Martha Dwivany (2007), peneliti Institut Tekhnologi Bandung yang meneliti pengontrolan pematangan pisang, dan Made Tri Ari Penia Kresnowati (2008) peneliti dari ITB soal tekhnologi Bioproses untuk pengembangan sel punca.
Peneliti-peneliti perempuan ini patut dijadikan inspirator oleh perempuan-perempuan Indonesia lainnya. Dunia penelitian memang penuh dengan tantangan. Untuk memperoleh data yang benar-benar valid dibutuhkan banyak perjuangan dan pengorbanan, baik biaya dan waktu. Sisi lain, dunia penelitian menuntut kita untuk terus memiliki pengetahuan yang luas, sehingga hasil penelitian berkualitas.
Kualitas yang baik tidak hanya terukur dalam kerangka teori yang digunakan semata. Namun, kemampuan hasil penelitian untuk dimanfaatkan masyarakatlah yang terpenting. Sebaik apapun penelitian, jika tidak dapat dimanfaatkan masyarakat, maka tidak akan bisa dinikmati oleh masyarakat.
Perempuan Hebat
Trilogi perempuan yang sejak dahulu digaungkan adalah “macak, masak, manak” sangat diskriminatif. Betapa tidak, tugas seorang perempuan tidak sesederhana dalam trilogi tersebut. Meskipun perempuan-perempuan memiliki tugas yang termaktub dalam trilogi tersebut, namun banyak hal yang dapat perempuan lakukan. Saat ini banyak perempuan-perempuan sukses dengan mengembangkan potensi yang dimilikinya. Tak heran lagi jika dunia penelitian yang saat ini sedang marak juga digandrungi para perempuan-perempuan hebat.
Tantangan yang harus dihadapi oleh perempuan dalam melakukan penelitian patut diacungi jempol. Perempuan-perempuan saat ini telah menjelma menjadi sosok yang patut diperhitungkan dalam berbagai bidang. Hal ini terjadi karena sosok perempuan memiliki potensi dan kemauan yang kuat untuk sukses dan berkarya.
Meski telah lahir perempuan-perempuan hebat, bukan berarti perempuan “lupa” akan tugas-tugas sebagai perempuan. Pada dasarnya, perempuan mampu berprestasi namun juga tidak melupakan jati dirinya sebagai seorang perempuan. Yah, perempuan hebat, juga mampu menghebatkan pasangannya. Perempuan hebat senantiasa mampu menghargai waktu yang ia miliki, sehingga tugas sebagai perempuan tidak akan ditinggalkan meskipun memiliki kesibukan lain.
Dari perempuan-perempuan hebat inilah akan terlahir anak bangsa yang hebat pula. Sudah saatnya, potensi perempuan disejajarkan dengan laki-laki. Bukankah yang membedakan perempuan dan laki-laki adalah “keimanan”?? oleh sebab itu, untuk perempuan hebat, kembangkan terus potensi yang dimiliki, dan berkaryalah. Karya yang kita tulis, akan menjadi saksi sejarah dalam perjalanan hidup kita.  

Awas, Janji Manis Para Wakil Rakyat!!

oleh, Malikhah


Suhu politik 2014 semakin memanas. Diberbagai daerah, wajah calon legislatif maupun calon presiden menghiasi berbagai media kampanye. Di jalan-jalan bahkan di pepohonan dijadikan alat kampanye. Senyum simetris diperlihatkan para calon, alih-alih untuk menarik simpatisan masyarakat yang melihat wajah para calon wakil rakyat.
Ketatnya persaingan antar partai membuat para calon semakin bergairah untuk memberikan iming-iming kepada masyarakat. Membagi-bagikan uang kepada masyarakat menjadi salah satu langkah yang paling banyak dilakukan oleh para calon. “Serangan fajar”, masyarakat mungkin sudah taka sing lagi dengan kalimat tersebut.
Serangan fajar memang sering terjadi saat pemilihan umum (pemilu) akan dilaksanakan. Serangan fajar ini dilakukan oleh calon wakil rakyat dengan membagikan uang kepada pemilih. Memang masyarakat akan menerima dengan sukarela, tidak ada kata menolak untuk uang yang diberikan secara cuma-cuma. Maklum, masyarakat Indonesia yang sadar akan haramnya money politic sangat minim. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, pertama, masyarakat Indonesia masih banyak yang berada dalam garis kemiskinan. Kedua, menjamurnya pengangguran menjadikan masyarakat mudah untuk diiming-imingi calon wakil rakyat.
Imbas dari kedua faktor tersebut membuat money politic semakin menjadi andalan para calon wakil rakyat. Siapa yang berani memberikan uang yang banyak, dia yang akan dipilih, istilah Jawanya adalah wani piro?. Nah, kalau wajah politik di Indonesia ini hanya bermodalkan wani piro? Bagaimana bisa perpolitikan di Indonesia bersih dari korupsi jika alat untuk mencapai kekuasaan itu dilakukan dengan cara yang tidak baik.
Musim perpolitikan yang saat ini sedang memanas, membuat segala tindakan para calon wakil rakyat ini sebagai sebuah pencitraan. Menyorot langkah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang memberikan beasiswa bagi pelajar (Kompas, 02/04/2014) mengisyaratkan kesan positif dan negatif. Memang pada tahun ini SBY tidak mencalonkan diri kembali sebagai calon presiden, namun kesan pencitraan akan partainya semakin berhembus kencang. SBY yang notabene menjadi pimpinan partai Demokrat tentu saja akan melakukan banyak cara agar partainya mampu merebut kursi kekuasaan kembali.
Munculnya SBY di televisi sebagai presiden tentu sudah tidak asing lagi. Namun, munculnya SBY dengan wajah promosi partai dan mengatakan “jangan lupa coblos nomor *tet*” membuat setiap langkah SBY dapat dinilai langkah politis. Meskipun tindakan yang dilakukan baik, namun kebaikan para politikus akhir-akhir ini memang harus diwaspadai.
Sebagai masyarakat, kita pun harus jeli dan selektif dalam memilih calon wakil rakyat. Jika salah pilih, pemimpin lancunglah yang bisa jadi akan memimpin negara kita. Janji manis yang diumbar para calon rakyat, jangan sampai langsung membius telinga kita. Jadi tetap waspada dalam berpihak kepada calon wakil rakyat. Indonesia lebih baik menjadi cita-cita semua pihak. Melalui pemimpin inilah kelak kita titipkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang mampu meraih cita-cita luhur yang termaktub dalam preambul UUD 1945. 

KKN; April Mania :) 

     Enggak terasa sudah hampir 4 tahun kuliah di IAIN Walisongo Semarang. Waktu cepat sekali berlalu, hingga kini memasuki bulan ke empat di tahun 2014 ini. Yah, April.. Sesak dengan agenda KKN.

     KKN itu Kuliah Kerja Nyata.. Maliha dapat posko 19 di Genuk Ungaran Barat. Pikirku, Ω̶̣̇ќ͡ʊ̤̈̇ KKN di Genuk deket Terboyo, eh ternyata Genuk Ungaran. Sempet berpikir buat.  laju dari Ngaliyan Terboyo, eh..eh..eh..Salah..eheheh

1 April ini memang sih orientasi KKN, tapi banyaknya peserta yang ikut Orientasi, membuat pasukan gembel kayak Ω̶̣̇ќ͡ʊ̤̈̇ ini harus nggembel dibelakang. Pasal satu, datang. terlambat, pasal dua..tak ada kursi, pasal tiga..pasukan gembel akhirnya gojek dibelakang..
"̮ƗƗɪ̣̇ƗƗɪ̣̇ƗƗɪ̣̇ ๑ˆ⌣ˆ๑ "̮ƗƗɪ̣̇ƗƗɪ̣̇ƗƗɪ̣̇

     Tak terbayangkan kayak apa desa Genuk yang bakal Ω̶̣̇ќ͡ʊ̤̈̇ huni. Menarikkah?  Menyebalkankah? Moga aja menyenangkan sih..

Balik Lagi Orientasi KKN

    Ni suara apa yak?? Dari pojok belakang deket AC Ω̶̣̇ќ͡ʊ̤̈̇ duduk memojok. Eh,, bla bla bla itu kedenger jelas bingitz... Eh, lupa kalo lagi orientasi KKN..

  .   Yah,, kebiasaan mahasiswa gembel Чα beginilah.. Waktunya orientasi KKN malah pada poto-poto,, ngobral ngobrol sendiri,, bahkan pada guling-guling di belakang :P

Suhu mulai panas. AC yang biasanya mendinginkan lokasi, ni malah tambah memanas. Ditambah penceramah yang bilang kalo untuk homestay untuk KKN per harinya 43rb.. What??

Mending di laju yak.. Laju KKN.. Plex.. Langsung diomeli om kordes n om DPL tuh..

Semoga-semoga desanya nyaman, kepala desanya baek hati.. Semua fasilitas di gratiskan,

آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْن

 
MALIKHAH SAN © 2012 | Edited Designed by Kurungan Celotehan