Mengapa harus da si “Kaya” dan “Miskin”
Berjejer ibu-ibu menggendong dagangannya, berharap laku
Sebrang jalan berjejer si “Miskin” makan tanpa beralaskan
Ku melangkah, berjejeran orang-orang berduit melenggang dipelataran
jalan sambil bersulang
Yah, inilah
Jakarta
Kota sejuta asa
...
Yang Berduit,
dialah yang berkuasa
Ibu dipelataran jalan Sudirman mengadu nasib dalam kerasnya ibu
kota
Wajahnya yang kian kusam, tak menyurutkan langkahnya untuk jadi
jutawan ..
Tak ada mimpi yang tak tergapai,
Usahanya keras, bak tumpukan batu diatas langit
Meski mimpinya
menjulang langit,
Tak terbantahkan,
keinginannya kokoh
Itulah kehidupan
0 komentar:
Post a Comment