Intelektual menjadi sebuah label yang mampu mengukuhkan dirinya
menjadi sebuah kelompok. Kelompok intelektual ini terlahir karena adanya
kelompok-kelompok marjin yang ada karena diciptakan oleh kelompok yang anti. Artinya,
kelompok intelektual ini mampu terlahir karena adanya lawan dari kelompok lain
yang contra dengannya.
Menurut Paul Ricouer, identitas diri kita dibangun karena orang
lain atau merupakan bentukan dari orang lain. Misalnya saja yakni kaum intelektual.
Ini mengindikasikan bahwa identitas diri kita sangat terpengaruh oleh aspek
diluar diri kita. Seorang intelektual memiliki dua titik poin,
Yang pertama, karakteristik
personal intelektual. Kaum intelektual tidak pernah merasa puas dengan segala
yang ada. Mereka akan selalu menggali keingintahuannya dalam mendapatkan suatu
kebenaran ataupun suatu pengetahuan.
Yang kedua, intelektual
yang dikaitkan dengan fungsi sosial yakni menjalankan kebudayaan. Artinya bahwa
kaum intelektual selalu menjadi garda depan dalam menjalankan suatu tindakan
dalam masyarakat, semisal kebudayaan yang dimiliki masyarakat.
Intelektual yang berkaitan dengan fungsi sosial mengakar pada dua
pemikir, yakni tokoh Mark dan Weber. Intelektual organik inilah yang tumbuh
dari adanya pemikiran Gramsci, yang tidak terlepas dari pemikirannya Mark.
Intelektual dilihat dari fungsinya dibagi menjadi dua, yakni
intelektual organik dan intelektual tradisisonal. Intelektual organik ini
sangat ditentukanoleh hubungan atau relasi antar individu dan ekonomi.
Intelektual ini lahir karena adanya perjuangan kelas, yang dipengaruhi oleh
struktur, kekuasaan, dan ekonomi. Intelektual organik, sebagai perumus adanya
perubahan, akan ada dalam struktur kelas, pasalnya mereka turut berperan dalam
perjuangan kelas.
Lawan dari adanya intelektual organik adalah intelektual
tradisional. Intelektual ini cenderung pro terhadap status quo, dan membiarkan
adanya norma yang memungkinkan status quo bertahan. Status qua artinya keadaan
tetap sebgaimana keadaan sekarang tau sebagaimana keadaan sebelumnya. Jadi mempertahankan
status quo berarti mempertahankan keadaan sekarang atau sebagaimana keadaan
sebelumnya. Contoh: seseorang mengajukan pandangan baru, tetapi tidak mengubah
status quo.
Perspektif berbeda ditunjukkan oleh intelektual liberal, yang berpandangan
bahwa intelektual akan menjadi kritis jika mampu menjaga jarak dengan
masyarakat. Posisi intelektual berada diluar masyarakat. Kelompok ini
mendedikasikan intelektual sebagai kelompok elit.
Refleksi Kritis
Intelektual
merupakan kelompok yang berkumpul karena adanya solidaritas antar individu.
Selain itu, intelektual organik akan terarah untuk memenuhi kepentingan sendiri
atau kelompok. Implikasinya, ia hanya akan lahir dari kelompok itu sendiri.
Misalnya, seorang buruh hanya akan lahir dari kelompok buruh saja. Sehingga,
konsepsi intelektual organik ala Gramsci cenderung dilematis karena struktur
kelasnya tidak solid.
By: Malikhah "Hasil diskusi Srikandi, Rabu 09 Januari 2013
0 komentar:
Post a Comment