Part 2, “Menakar kurikulum 2013 dalam Perspektif Intelektual organik”



Intelektual menjadi sebuah label yang mampu mengukuhkan dirinya menjadi sebuah kelompok. Kelompok intelektual ini terlahir karena adanya kelompok-kelompok marjin yang ada karena diciptakan oleh kelompok yang anti. Artinya, kelompok intelektual ini mampu terlahir karena adanya lawan dari kelompok lain yang contra dengannya.
Menurut Paul Ricouer, identitas diri kita dibangun karena orang lain atau merupakan bentukan dari orang lain. Misalnya saja yakni kaum intelektual. Ini mengindikasikan bahwa identitas diri kita sangat terpengaruh oleh aspek diluar diri kita. Seorang intelektual memiliki dua titik poin,
Yang pertama, karakteristik personal intelektual. Kaum intelektual tidak pernah merasa puas dengan segala yang ada. Mereka akan selalu menggali keingintahuannya dalam mendapatkan suatu kebenaran ataupun suatu pengetahuan.
Yang kedua, intelektual yang dikaitkan dengan fungsi sosial yakni menjalankan kebudayaan. Artinya bahwa kaum intelektual selalu menjadi garda depan dalam menjalankan suatu tindakan dalam masyarakat, semisal kebudayaan yang dimiliki masyarakat.
Intelektual yang berkaitan dengan fungsi sosial mengakar pada dua pemikir, yakni tokoh Mark dan Weber. Intelektual organik inilah yang tumbuh dari adanya pemikiran Gramsci, yang tidak terlepas dari pemikirannya Mark.
Intelektual dilihat dari fungsinya dibagi menjadi dua, yakni intelektual organik dan intelektual tradisisonal. Intelektual organik ini sangat ditentukanoleh hubungan atau relasi antar individu dan ekonomi. Intelektual ini lahir karena adanya perjuangan kelas, yang dipengaruhi oleh struktur, kekuasaan, dan ekonomi. Intelektual organik, sebagai perumus adanya perubahan, akan ada dalam struktur kelas, pasalnya mereka turut berperan dalam perjuangan kelas.
Lawan dari adanya intelektual organik adalah intelektual tradisional. Intelektual ini cenderung pro terhadap status quo, dan membiarkan adanya norma yang memungkinkan status quo bertahan. Status qua artinya keadaan tetap sebgaimana keadaan sekarang tau sebagaimana keadaan sebelumnya. Jadi mempertahankan status quo berarti mempertahankan keadaan sekarang atau sebagaimana keadaan sebelumnya. Contoh: seseorang mengajukan pandangan baru, tetapi tidak mengubah status quo.
Perspektif berbeda ditunjukkan oleh intelektual liberal, yang berpandangan bahwa intelektual akan menjadi kritis jika mampu menjaga jarak dengan masyarakat. Posisi intelektual berada diluar masyarakat. Kelompok ini mendedikasikan intelektual sebagai kelompok elit.
            Refleksi Kritis
            Intelektual merupakan kelompok yang berkumpul karena adanya solidaritas antar individu. Selain itu, intelektual organik akan terarah untuk memenuhi kepentingan sendiri atau kelompok. Implikasinya, ia hanya akan lahir dari kelompok itu sendiri. Misalnya, seorang buruh hanya akan lahir dari kelompok buruh saja. Sehingga, konsepsi intelektual organik ala Gramsci cenderung dilematis karena struktur kelasnya tidak solid.



                                                     By: Malikhah "Hasil diskusi Srikandi, Rabu 09 Januari 2013

0 komentar:

Post a Comment

 
MALIKHAH SAN © 2012 | Edited Designed by Kurungan Celotehan