Barudin Jusuf Habibi. Rudi, begitulah Ainun kecil
memanggilnya. “Dasar anak jelek, gendut, hitam kayak gula Jawa”, guyonan lucu
dalam percakapan awal dalam film Habibi dan Ainun. Kisah ini diambil dari kisah
nyata dari seorang yang teramat cerdas, dan tentunya masyarakat sudah tidak
asing lagi. Yah, mantan presiden Indonesia yang ke tiga ini sangat akrab
dikenal masyarakat dengan nama pak Habibi.
Film yang dibuka dengan
kisah romantis dua insan ini sangat menyentuh hati bagi siapa saja yang
menontonnya. Rudi yang selama sembilan tahun menuntut ilmu di Jerman, akhirnya
pulang ke Indonesia. Kepulangannya ke Indonesia inilah yang kemudian
mempertemukan Rudi dengan Ainun. Berpuluh-puluh mata lelaki melirik Ainun,
namun kala melihat sosok Rudi yang pernah mengejeknya itu, hatinya luluh
lantah. Rudi yang notabene seorang yang sangat sederhana inilah yang menjadi
pilihan Ainun. Padahal, laki-laki yang berusaha melamar Ainun banyak dari
konglongmerat, ataupun keluarga kelas atas. Namun, kesedarhanaan nya lah yang
membuat Ainun semakin memantapkan tekadnya untuk berhubungan serius dengan
Rudi.
Setelah menjalin hubungan beberapa bulan, akhirnya Rudi berusaha
untuk melamar Ainun dan diterima. Setelah mereka menikah, keduanya sepakat
untuk tinggal di Jerman. Menjalani kehidupan tahun-tahun pertama di Jerman
membuat Ainun hampir putus asa karena merasa kehidupannya tidak menjadi semakin
baik. Setelah beberapa tahun disana akhirnya dengan semangat perjuangan dan
doa, akhirnya mereka mendapatkan kehidupan yang menyenangkan dengan dikaruniai
dua orang putra.
Dalam film tersebut, digambarkan betapa sosok wanita atau pasangan
hidup memberikan peran yang begitu luar biasa untuk suaminya. Wanita menjadi konco
wingking bagi seorang pria. ‘Konco wingking’ disini, bukan berarti
wanita dipandang sebelah mata oleh seorang laki-laki. Konco wingking
disini, mengisyaratkan bahwa peran seorang wanita untuk seorang laki-laki
sangat besar. Wanita menjadi seorang pendorong semangat dan pemberi kekuatan
bagi seorang laki-laki. Wanita menjadi sosok besar yang selalu membuat
laki-laki menjadi sukses. “Dibalik kesuksesan seorang pria, selalu ada wanita
yang selalu mendukungnya” begitulah gambaran seorang wanita. Hal ini terlihat
tat kala Ainun selalu ada untuk Rudi, dia selalu mendampingi suaminya dikala
suka maupun duka. Terlihat pula ketika Ainun lah yang selalu menjadi dokter
pribadi untuk Rudi, dia selalu menyiapkan resep obat untuk selalu diminum Rudi
yang diawal cerita dikatakan Rudi terjangkit TBC.
Kiprah Rudi menjadi seorang perakit pesawat semakin melejit. Bahkan
dia dipanggil oleh kedutaan Indonesia untuk pulang ke tanah air. Dia diminta
untuk membuat pesawat terbang. Akhirnya, Rudi pun memutuskan untuk pulang ke
tanah air, sedangkan Ainun tetap di Jerman, karena dia telah berkarir sebagai
seorang dokter anak di Jerman. Meskipun keduanya berada ditempat yang terpisah,
namun keharmonisan keluarga Rudi tetap terjaga. Mereka selalu memberi kabar
tentang kondisi mereka, komunikasi yang terjalin dengan baik diantara keduanya,
menjadikan hubungan mereka tetap hangat meski terpisah ruang dn waktu.
Karir Rudi, atau yang sering kita panggil pak Habibi semakin
melejit. Setelah sukses dengan pembuatan pesawat terbang nya, karir beliau
berubah. Beliau diamanaho menjadi seorang mentri. Hingga pada akhirnya Rudi
menjadi seorang wakil presiden. Pergolakan yang terjadi tahun 1998, membuat
runtuhnya pemerintahan Soeharto. Dan akhirnya, Soeharto pun lengser dari
jabatannya. Dalam keadaan kekosongan kursi ke presidenan ini, BJ Habibi inilah
yang menggantikannya, hingga dia dilantik menjadi seorang presiden. Meski
dengan perasaan khawatir, karena nantinya waktu Rudi dan anak-anak semakin
berkurang, Ainun pun terlihat cemas. Keinginannya untuk kembali berkumpul
bersama keluarga setiap waktu harus ditunda, karena Rudi pun semakin sibuk
untuk memimpin negara ini. Dalam kisahnya, Rudi terlihat tidak mementingkan
kesehatan tubuhnya, namun Ainun lah yang selalu memperingatkan dan selalu
mengontro istinya itu. “Jika kamu tidak bisa memimpin tubuhmu sendiri,
bagaimana kamu akan memimpin berjuta-juta tubuh rakyat Indonesia”, merupakan
penggalan dialog di subuh, tat kala Rudi memaksa tubuhnya untuk membuat
analisis kasus yang kemiskinan yang tengah terjadi di Indonesia.
Dalam karirnya, Rudi mengalami pasang surut. Beberapa kali tat kala
ia menjadi seorang perakit truk terbang, dia hampir di bodohi rekan bisnisnya.
Karena Rudi sangat cerdas, akhirnya diapun tidak sampai dibodohi. Tat kala
menjadi seorang presiden pun, dia juga dituduh korupsi. Rumah yang sudah
didirikannya sejak 1972 pun dituduh sebagai hasil korupsi, padahal tidak. Dalam
kondisi surut tersebut, selalu ada Ainun yang mendampinginya.
Paska rampung dari jabatannya, Rudi kembali bersama-sama dengan
keluarganya. Dia sempatkan pula menikmati liburan bersama sang istri di Jerman.
Mereka berdua menikmati liburan tanpa beban sedikitpun. Kehangatan keluarga
mereka semakin terasa.
Hingga pada akhirnya Ainun mulai sakit-sakitan. Penyakit yang
diderita Ainun semenjak dia melahirkan anak pertama tidak pernah dikeluhkan
olenya. Hingga pada akhirnya penyakit kangker ovarium stadium 3 semakin ganas
menyerang tubuhnya. Ainun pun dilarikan ke rumah sakit Jerman, hingga tubuhnya
harus dioperasi sebanyak sembilan kali.
Detik-detik kepergiannya pun Rudi mendampingi Ainun dengan penuh
kesetiaan. Hingga setelah menunaikan sholat berjamaah, Ainun pun akhirnya menutup
mata untuk selama-lamanya. Saat-saat kepergian Ainun, Rudi tampak begitu tabah
menghadapinya, begitu pula dengan anak-anaknya.
By:: Cha-Cha
0 komentar:
Post a Comment