Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IAIN Walisongo Semarang menggelar
acara pelantikan pada Rabu, 23 Januari 2013. Dalam acara ini juga digelar
dengan acara sarasehan yang mengangkat tema ‘Meneguhkan Kembali Peran Serta
Mahasiswa dalam Menjaga Ideologi Pancasila’. Pemahaman serta pengaplikasian
nilai-nilai Pancasila semakin terkikis oleh pesatnya arus globalisasi. Hal ini
menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat Indonesia.
Acara ini mendatangkan tiga pembicara, yakni Nasrul Umam selaku
ketua Komisariat PMII Walisongo, Zuyyinal Laily selaku ketua koordinator cabang
PMII Jawa Tengah, serta budayawan Sukirno. Ketiga pembicara ini berbicara
tentang ideologi Pancasila dari berbagai perspektif.
Mengawali sarasehan siang itu, Nasrul Umam diberikan kesempatan
untuk memaparkan gagasannya tentang tema yang telah diusung oleh DEMA. Menurutnya,
gerakan pemuda memiliki pengaruh yang signifikan dalam mengawal ideologi
Pancasila. Ideologi suatu negara memberikan dua paradigma yang dapat dimiliki
oleh warga negaranya, yakni National State dan Religious State.
Saat ini tengah terjadi disorientasi tentang pemahaman ideologi Pancasila. Hal
ini terbukti adanya beragam krisis multidimensi yang terjadi di Indonesia,
sehingga menimbulkan keresahan bagi warga Indonesia. Konflik antar agama, suku,
antar pelajar dan sebagainya memberikan gambaran nyata bahwa ideologi Pancasila
sudah tidak lagi dijadikan kerangka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ideologi Pancasila mengalami semakin mengalami disorientasi paska adanya
reformasi. Reformasi ini memberikan dampak yang sangat berpengaruh, antara lain
adanya tarik ulur kekuasaan untuk kepentingan golongan dan juga pecahnya
ideologi bangsa. Hal ini menjadi sebuah keprihatinan kita, tat kala bangsa kita
tengah mengalami krisis yang sangat komprehensif.
Banyak tantangan yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini,
begitu ungkapan yang disampaikan pembicara ke dua, Zuyyinal Laili. Namun, hal
itu justru berbanding terbalik dengan geliat para pemuda, khususnya para
mahasiswa. Geliat respon mahasiswa dalam membincang gerakan ataupun isu-isu
nasional seperti isu tentang tergerusnya nilai-nilai Pancasila sudah semakin
jarang diperbincangkan. Asik dengan perbincangan beraroma hedonis menjadi
pilihan menu utama yang sangat menarik bagi kaum pemuda.
Disamping itu, disadari atau tidak, sebenarnya kita banyak
mengambil ilmu dari Barat. Bangsa Barat seakan menjadi dewanya ilmu
pengetahuan, padahal tidak demikian. Jika kita flashback tentang sejarah
di Indonesia justru sangat membanggakan. Kita bayangkan jaman dahulu belum ada
arsitektur yang merancang adanya pembuatan candi, namun pada kenyataannya
banyak candi-candi bersejarah dengan bangunan yang kokoh dan corak yang sangat
menarik dibuat. Ini menunjukkan bahwasanya ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh
bangsa kita tidak kalah dengan yang ada di luar negeri. Karya-karya fenomenal
yang dimiliki bangsa Indonesia inilah yang patut untuk kita jaga dan kita
pelihara. Jangan sampai kita terhipnotis dengan bangsa lain, sedang bangsa kita
sendiri terlupakan begitu saja.
Memulai dengan pembahasan sejarah, Sukirno seorang budayawan ini
menggambarkan mengapa Indonesia dijajah oleh Belanda dalam tempo yang sangat
lama. 350 tahun Indonesia dijajah Belanda, hal ini terjadi bukan karena Belanda
yang terlalu kuat menjajah bangsa Indonesia, namun begitu rapuhnya bangsa Indonesia.
Warga Indonesia sangat kurang dalam menjunjung nilai-nilai persatuan, sehingga
dengan mudahnya negara asing menjajah Indonesia yang sebenarnya memiliki
potensi yang sangat luar biasa.
Dari sisi lain, kita ingat Sutomo, seorang pendiri Budi Utomo. Dia
mendirikan Budi Utomo setelah bertemu dengan Wahidin Sudiro Husodo yang
memberikan beasiswa kepada para mahasiswa kedokteran yang kurang mampu. Dari
pertemuan inilah kemudian berdiri organisasi Budi Utomo yang kemudian diikuti
dengan berdirinya organisasi-organisasi lainnya.
Peran pemuda tidak hanya itu, dalam mencapai kemerdekaan pun mereka
memiliki peran yang sangat penting. Prediksi Soekarno pada saat itu untuk
memerdekakan bangsa Indonesia ternyata tepat. Kontrak-kontrak jangka panjang
perkebunan oleh Belanda habis pada tahun 1945. Meskipun didesak, namun Soekarno
belum mau memerdekakan Indonesia tanggal 15 Agustus 1945, pasalnya dia ingin
memastikan apakah Belanda sudah menyerah ataukah belum.
Daru paparan sejarah diatas, pemuda memiliki peranan yang penting,
namun tidak terlepas dari adanya golongan tua atau generasi pendahulunya untuk
mempersatukan bangsa Indonesia.
Dalam hal ini, paska kemerdekaan bangsa Indonesia, Pancasila
menjadi satu ideologi bangsa yang wajib dijunjung tinggi oleh masyarakat
Indonesia. Dalam lima butir pasalnya, memiliki makna yang sangat mendalam.
Pasal pertama, Pancasila tidak menyebut nama Tuhan dari salah satu agama, namun
diksi yang dipilih adalah ‘Ke-Tuhan-an’ Yang Maha Esa. Karena memang Indonesia
ini bukanlah negara yang dimiliki oleh satu agama saja.
Ke dua, sebagai warga negara Indonesia, perlu adanya intropeksi diri.
Saling menghormati, toleransi, dan saling menghargai menjadi sikap yang
dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia. Ke tiga, Indonesia merupakan negara
yang menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan Indonesia. Indonesia bukanlah
negara Caufinisme, yakni negara yang selalu ingin menjajah negara lain. Ke
empat, Indonesia mengenal adanya sistem demokrasi, namun yang dianut bukanlah
sistem demokrasi ala barat. Hal ini terbukti adanya dipilihnya Pancasila tidak
melalui voting, namun melalui kesepakatan bersama. Ke lima, Indonesia terdiri
dari beragam suku, ras, dan agama, namun tetap menghargai kearifan lokal,
saling menghargai kaum minoritas maupun mayoritas.
Oleh karena itu, kita sebagai warga Indonesia wajib bagi kita untuk
mengenali jati diri bangsa. Pancasila sebagai jati diri bangsa patut kita jaga
dan kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sosialisasi ideologi
bangsa merupakan kewajiban bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia yang jika
tidak dilakukan merupakan kesalahan bersama. Nasionalis berawal dari adanya
sifat individualis, kemudian beralih pada kelompok sejenis, dan barulah timbul
sikap nasionalis. Mari kita tumbuhkan sikap Nasionalisme dalam diri kita.
;;;MERDEKA;;;
0 komentar:
Post a Comment