Dibalik rapuhnya limbah ini, tersimpan jutaan kekayaan yang sayang jika berakhir dengan kata "dibuang". Adalah limbah cangkang telur, limbah organik yang saban hari selalu bertengger di tong sampah dapur. Yah, telur adalah protein hewani yang mudah sekali kita jumpai, tidak sekedar mudah dijumpai, namun juga mudah untuk diolah. Telur menjadi senjata cepat sekaligus jalan ninja bagi ras terkuat di bumi, sang penguasa dapur beserta isinya. Tingkat konsumsi yang tinggi, tentu sejurus dengan limbah cangkangnya yang juga tinggi. Dibalik limbah cangkang dengan aroma khas yang amis, tersimpan kekayaan yang tersembunyi. Ternyata, cangkang telur memiliki kandungan kalsium karbonat (CaCO3) yang tinggi mencapai sekitar 95% dari massa totalnya (Iskandar Setiyawan et al., 2022).
Perjalanan pria Karawang bernama Muhamad Rizki ini diawali dengan rasa penuh empati dan peduli. Aiki, sapaan akrabnya, pemuda yang meniti perjalanan hidupnya untuk mengabdi pada negeri. Saat Aiki bersama dengan teman-temannya melihat begitu banyak sampah cangkang telur. Cangkang-cangkang ini berasal dari pabrik penetasan ayam di Karawang. Tidak hanya mengamati, namun dia juga berpikir bagaimana caranya mengubah limbah menjadi berkah. "Saya prihatin melihat limbah cangkang telur yang menggunung, kotorannya tidak hanya membuat lingkungan menjadi kotor, namun aroma amis dari cangkang telur pasti membuat masyarakat sekitar tidak nyaman", kenang Aiki saat mengingat perjalanan awal dirinya merubah limbah menjadi berkah.
Background Aiki sebagai mahasiswa sosial, menggugah hatinya untuk ikut terlibat dalam mengambil tindakan, agar limbah-limbah ini mampu diakomodir sehingga tidak mencemari lingkungan. Kebiasaan dalam dirinya yang sering menulis dan menelusuri beragam jurnal-jurnal penelitian, langkahnya kemudian tertuju pada tulisan tentang manfaat cangkang telur. Setelah ia telusuri, terdapat 97 persen kalsium karbonat. Di dalamnya juga terdapat fosfor, magnesium, natrium, kalium, seng, besi, mangan dan tembaga. Perlu diketahui bahwa kalsium karbonat ini sangat bermanfaat sebagai sumber nutrisi pada tanaman.
Pengetahuan awal inilah yang menjadi titik balik Aiki bersama teman-temannya untuk mengubah limbah cangkang telur ini agar menjadi bermanfaat. Orientasinya tidak hanya soal rupiah, tapi soal berkah. Diawal perjalanannya menggagas ide memanfaatkan limbah cangkang telur ini, Aiki melewati jalan terjal nan berliku. Diawal gebrakannya ini, dia mengalamo kesulitan mendapatkan kendaraan yang digunakan untuk memindahkan gunungan cangkang telur ini menuju tempat penggilingan. Tidak sampai disitu saja, Aiki juga menjelaskan bahwa dia bersama teman-temannya secara swadaya iuran untuk membeli alat tes kadar air dalam cangkang telur dan gilingan cangkang.
Aiki bersama dengan timnya, melalui proses panjang dalam pengolahan limbah cangkang telur hingga menjadi tepung kalsium. Prosesnya diawali dari pengumpulan limbah cangkang telur, yang kemudian dicuci bersih. Setelah bersih, cangkang telur akan dijemur hingga kering. Sebelum masuk proses produksi, cangkang akan dites kadar airnya terlebih dahulu. "Karena bisnis ini benar-benar merintis dari awal, maka saat itu saya bersama teman-teman patungan untuk membeli alat tes kadar air", ungkap Aiki dalam sebuah wawancara secara daring. Dia menjelaskan, bahwa setelah cangkang melalui proses pembersihan dan pemanasan, cangkang akan dites kadar airnya. Biasanya, kadar air dibawah 7% lah yang ia gunakan, karena sudah cukup mumpuni untuk masuk proses selanjutnya. Pemisahan antara membran sel dan lapisan kulit telur menjadi langkah berikutnya. Setelah benar-benar terpisah, kulit cangkang telur ini yang kemudian akan digiling sempurna hingga menghasilkan tepung kalsium yang kaya akan kandungan kalsium. Kandungan kalsium yang tinggi ini dapat dijadikan sebagai sumber nutrisi bagi tanaman maupun hewan.
Spirit Sosial
"Diawal produksi, kami mampu menghasilkan 500 kilogram, kemudian naik menjadi 600 kilogram. Karena beberapa waktu lalu banyak sapi yang terkena penyakit antraks dan produksi kita suplay untuk penggemukan pakan sapi, maka produksi menjadi naik turun", tutur Aiki yang juga merupakan alumni Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung jurusan Hukum. Meski mengalami pasang surut, langkahnya tetap tegak. Dia selalu mengingat, bahwa dibalik lelahnya pundak seorang Aiki, ada barisan ibu-ibu yang tak pernah lelah menanti pekerjaan dari Aiki dalam bisnis pengolahan limbah cangkang telur ini.
Ia selalu berpegang teguh pada semboyan "khoirunnas anfauhum linnas" yang bermakna sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya. Spirit inilah yang membuat Aiki bangkit saat bisnisnya sepi orderan. "Hampir 2 bulan tidak ada order yang masuk, alhamdulillah tiba-tiba kita mendapatkan pesanan untuk mencukupi 4 gudang yang membutuhkan tepung kalsium dari cangkang telur ini yang butuh sekitar 8-10 ton", jelas Aiki ditengah kesibukannya. Jelas, permintaan yang makin tinggi inilah yang kemudian membuat Aiki beserta para pegawainya kembali tersenyum merekah.
Kedepan, Aiki akan berusaha mengembangkan bisnis ini untuk digunakan sebagai pupuk tanaman dan juga akan dikembangkan agar dapat menjadi konsumsi manusia. "Kita akan berusaha terus mengkaji pengembangan limbah cangkang telur ini dan berkomitmen untuk bersinergi dengan pemerintah agar bisnis cangkang telur ini semakin berkembang", tutur Aiki.
Berkat kegigihan Aiki dalam mengembangkan potensi limbah cangkang telur inilah, perjalanan membawanya menuju puncak hingga meraih apresiasi dari PT Astra sebagai salah satu Penerima Apresiasi Satu Indonesia Award tahun 2022.


