Menjelang pemilihan umum memang suasana semakin hari nampak semakin memanas. Para calon saling berebut mengambil hati masyarakat dengan pencitraan ala masing-masing. Ditengah-tengah memanasnya pemilu, kelompok pekerja teater (KPT) BETA menggelar pementasan bertajuk "Pilpres Ala Jayabaya".
Disutradarai oleh Sugiyanto, cerita dipoles dengan gaya renyah dan kocak. Pementasan ini mampu membius penonton dengan alur cerita yang disajikan. Menceritakan tentang ambisi ketiga bersaudara yakni Bagong, Petruk, dan Gareng yang menjadi putra dari Semar.
Petruk, Gareng, dan Bagong ini diberi pusaka oleh ayahandanya Semar. Semar pun berbagi cerita tentang ramalan Jayabaya yang meramalkan akan pemimpin negeri ini. "Noto Nagara", begitulah ucap Semar pada anak-anaknya. Na adalah Sukarno sebagai presiden RI, Ta adalah Soeharto, dan Na adalah Susilo Bambang Yudhayana. "Saiki jatahe pemimpin sek ndueni jengeng Ga seng bakal mimpin", ungkap Semar.
Mendengar celotehan Semar itu, Gareng dan Bagong merasa diri merekalah yang pantas untuk menjadi presiden. Sebab nama mereka mengandung kata ga. Bagong pun dengan semangat mendatangi dukun untuk meminta pertolongan demi suksesnya pencalonannya.
Antara Bagong dan Gareng saling berebut kekuatan karena merasa dirinya yang paling pantas menjadi presiden. Pertarungan saudara pun tak dapat dihindari, dengan segala kekuatan masing-masing mereka bertarung karena telah dibutakan dengan setan yang bernama "Kekuasaan".
Banyak hikmah yang dapat diambil dari cerita ini. Pertama, kekuasaan bukanlah harga mati, jangan sampai kita dibutakan oleh kekuasaan, apalagi hingga mengorbankan saudara sendiri. Kedua, berhati-hati dengan pencitraan para calon, sebab baik di luar belum tentu baik didalam. Ketiga, memanasnya prosesi jelang pemilu jangan sampai membuat perpecahan akibat adanya provokasi yang tidak penting.
A SIMPLE BLOG OF AN ORDINARY GIRL WHICH HAPPEN AROUND YOU
Pilpres Ala Jayabaya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
LABEL BLOG
TULISAN TERLARIS
-
AHWAL DAN MAQAMAT MAKALAH Di Susun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Akhlak Tasawuf Dosen Pengampu : Bapak In’amuzahidin ...
-
Pengertian Dan Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam Dosen pen...
-
Menurut Cha, orang Jawa ini sangat menjunjung adat istiadat yang diwariskan oleh leluhurnya. Masyarakat Jawa juga terkenal dengan istila...
-
Masih ku ingat kala kau ajarkan ku mengeja semesta Malam tanpa henti akupun tetap kau ajari sehari, akupun mulai melafalkan satu bait kata...
-
Oleh, Malikhah Masih dalam suasana indah nan suci bulan Ramadhan. Tepat tanggal 22 Juli 2014 bangsa Indonesia akan memiliki presiden b...
-
oleh, Malikhah Genuk sebagai salah satu kelurahan yang ada di kecamatan Ungaran Barat menjadi tempat bernaungku selama 45 u...
-
Banyak keinginan yang dimiliki oleh manusia. Saat inipun tidak ada kebutuhan sekunder ataupun tesier. Hanya ada kebutuhan Prim...
-
Enggak terasa sudah hampir 4 tahun kuliah di IAIN Walisongo Semarang. Waktu cepat sekali berlalu, hingga kini memasuki bulan ke empat d...
-
Kala senja melirik dengan dua pasang cerita, tak ku sangka.... kini telah berbeda, ceritaku, ceritanya, dan cerita kita .... tak...
KONTEN BLOG
-
▼
2014
(47)
-
▼
March
(13)
- Wanita Dua Ribu Malam
- *Dhuha*
- Bintang
- Pendidikan Agama Islam Untuk Moral Bangsa
- Pendidikan Prenatal, Kendali Ledakan Penduduk
- Pendidikan Prenatal, Ciptakan Keluarga Berkualitas
- Pemuda Indonesia, Pemersatu Bangsa
- Sepak Terjang Kurikulum di Indonesia
- Mengukir Kasih Sayang Ayah
- Pilpres Ala Jayabaya
- Caleg atau Hantu Penunggu Pohon?
- Jeli Identifikasi Calon Pemimpin
- Kedukaan Dunia Pendidikan
-
▼
March
(13)
© 2020 - MALIKHAH SAN



0 komentar:
Post a Comment