Sebagai makhluk sosial, seharusnya kita peduli dengan kondisi yang ada disekitar kita. Namun, para pejabat ataupun politisi kaya seakan “menutup mata” untuk peduli dengan masyarakat miskin. Status sosial yang berbeda, membuat mereka tidak peduli dengan kemiskinan yang ada di Indonesia. Kebiasaan untuk tidak membaur dengan rakyat kecil, seolah menjadi kebiasaan yang sudah tidak bisa terelakkan. Karena itu, mereka lebih senang untuk berbaur dengan golongan yang setara dengan mereka. Gemar mengoleksi barang-barang mewah juga menjadi kebiasaan mereka, inilah sosialti yang semakin menjadi budaya masyarakat kaya di Indonesia.
Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin. Sepertinya hal tersebut memang nyata adanya. Pola hidup yang dilakukan oleh para sosialta semakin memperjelas perbedaan status sosial dalam masyarakat. Meskipun kegiatan sosialta menjadi hak setiap individu, akan tetapi bukan berarti para pelakunya menjadi asosial. Harusnya dengan kekayaan yang mereka miliki, para sosialta tetap memiliki rasa empati terhadap masyarakat miskin.
Meskipun pola hidup mereka mewah, akan tetapi jiwa sosial mereka harus tetap tertanam dalam diri mereka. Harus ada check and balance untuk hal-hal yang dilakukan. Jika mereka mampu mengoleksi barang-barang mewah, mereka juga harus mampu mengeluarkan uang mereka. Mereka harus mau memberikan bantuan dengan nilai yang tidak kalah tinggi untuk membantu masyarakat yang masih berada pada jalur kemiskinan. Dengan demikian, kemiskinan yang ada di Indonesia akan dapat diminimalisir dengan adanya bantuan yang diberikan oleh mereka.
A SIMPLE BLOG OF AN ORDINARY GIRL WHICH HAPPEN AROUND YOU
Sosialta Tak Harus Asosial
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Tulisan Harsem yakk??
ReplyDeletefolback my blog ya... .
:)
ndrakster.blogspot.com