Kurikulum 2013 atau sering dikenal dengan nama kurikulum
pendidikan karakter ini sebenarnya masih menuai banyak kontroversi. Problem
yang terjadi antara lain adanya mata pelajaran (mapel) yang dipangkas dan
diintegrasikan kedalam mapel tertentu. Hal ini tentu menjadi problem tersendiri
terutama bagi guru sebagai pendidik. Banyak pihak yang pro terhadap perubahan
kurikulum ini, namun hal ini berbanding lurus dengan pihak yang kontra terhadap
kurikulum 2013.
Salah satu perbincangan menarik yakni tentang adanya
pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran bahasa
Indonesia. Padahal, orientasi dan aspek-aspek yang dipelajari kedua mata
pelajaran tersebut jelas berbeda. Jika harus dipaksa untuk dipadukan, pemahaman
siswa terhadap mapel tersebut akan samar-samar.
Cukup Penyempurnaan Kurikulum
Ketika kita melihat sejarah perubahan kurikulum di Indonesia,
sering identik dengan label ‘ganti mentri, ganti kurikulum’. Disadari atau
tidak, memang pendidikan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kekuatan
penguasa. Dalam hal ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
menjadi salah satu pionir penting adanya perubahan kurikulum. Diakhir
pemerintahan M. Nuh, Kemendikbud mewacanakan untuk mengganti kurikulum KTSP
dengan kurikulum 2013. Kurikulum ini memang sudah menjadi bahasan pejabat
senayan sejak lama. Hal itu ditunjukkan dengan adanya tindakan uji publik
terhadap kurikulum yang akan dilaksanakan ini. Diantara kurikulum-kurikulum
yang sudah ada, baru kali ini pemerintah melakukan uji publik kurikulum.
Sejarah perubahan kurikulum di Indonesia sangat panjang. Kurikulum
di Indonesia telah berganti sejak jaman kemerdekaan. Kurikulum pertama bernama
Rencana Pelajaran 1947, namun karena adanya gejolak perpolitikan dan juga
perang revolusi saat itu, maka kurikulum ini diterapkan sejak tahun 1950. Jadi
sering disebut dengan kurikulum 1950. Kemudian diakhir masa bhakti Soekarno
sebagai presiden, munculah kurikulum baru, yakni kurikulum 1964. Di tahun 1975 kurikulum berubah lagi menjadi
kurikulum 1975, dan pada tahun 1984 kurikulum berubah menjadi kurikulum 1984.
Pada tahun 1994 kurikulum baru digagas kembali oleh pemerintah dengan tujuan
untuk memadukan kurikulum sebelum-sebelumnya. Setelah itu, kurikulum
selanjutnya yakni kurikulum 1999. Pada tahun 2004, kurikulum dirubah kembali
menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi atau yang sering dikenal dengan KBK.
Hingga di tahun 2006 kurikulum dirubah lagi menjadi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).
Sejarah perubahan kurikulum yang begitu banyaknya pada dasarnya
menuju satu titik tujuan pendidikan, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui
pendidikan inilah sebuah bangsa mampu meningkatkan kualitas dari penduduk
Indonesia. Dan kurikulum menjadi salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari
pelaksanaan pendidikan. Kurikulum menjadi alat yang dapat digunakan untuk
mencapai sebuah tujuan pendidikan.
KTSP, kurikulum yang tengah dijalankan ini pada dasarnya belum
mencapai sebuah kemapanan dalam mencapai tujuan pendidikan di Indonesia. Jelas,
dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal 3 dijelaskan bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar manusia menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Ketika alat yang digunakan untuk mencapai sebuah tujuan
belumlah matang dan mapan sudah harus diganti dengan alat yang lain, maka
tujuan yang akan dicapai akan kurang maksimal. Untuk mendapatkan manusia yang
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan sebagainya tidaklah mudah. Membutuhkan
konsistensi dalam mencapainya, sehingga pendidikan yang ada haruslah pendidikan
yang saling berkesinambungan. KTSP sebagai kurikulum yang dicanangkan sejak
tahun 2006, perlu adanya evaluasi untuk memperbaiki pendidikan yang ada di
Indonesia. Ketika KTSP harus diganti, tentunya konsep yang diberikan harus
dimulai dari awal. Padahal, masih banyak kalangan yang belum paham akan konsep
KTSP yang sebenarnya. Alangkah bijaknya ketika KTSP dikupas tuntas dan
diperbaiki segala kekurangannya, maka kurikulum KTSP tidak perlu diganti, cukup
penyempurnaan kurikulm KTSP.
0 komentar:
Post a Comment