Oleh, Malikhah
Sampah bisa berupa apa saja, plastik, kertas, kain, dan lain-lain. Sampah yang tidak dimanfaatkan dengan baik, dapat berdampak buruk bagi lingkungan. Sadar akan pentingnya membuang sampah di tempatnya, menjadikan lingkungan kaya akan sampah.
Kesadaran menjaga kebersihan telah diserukan dalam agama Islam. Kebersihan adalah bagian dari iman. Prinsip yang ditanamkan untuk umat muslim ini memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan umat manusia.
Membincang sampah, penulis teringat akan kawasan Mangkang Kulon kecamatan Tugu. Kawasan yang bersinggungan langsung dengan laut ini memiliki tingkat kebersihan yang sangat kurang. Terlebih kawasan aliran air yang menuju laut di Mangkang. Kanan kiri aliran air tersebut berjubal dengan sampah.
Kesadaran masyarakat akan pentingnya membuang sampah di tempat sampah sangat minim. Akibatnya, semakin lama sampah semakin menggunung. Hal ini berdampak pada aktivitas nelayan selama melaut. Nelayan mengalami kesulitan untuk menjalankan perahunya, akibat dangkalnya aliran air dan penuhnya sampah. Meski demikian, tidak ada langkah kongkret dari masyarakat untuk memberantas permasalahan sampah di daerah mereka. Salah satu warga mengatakan bahwa jika masyarakat digerakkan untuk membersihkan sampah, mereka mau membersihkan. Namun, pasca kegiatan tersebut sampah kembali menggunung akibat ulah masyarakat.
Upaya Tanam Mangrove
Banyak pengaruh negatif yang diakibatkan oleh sampah yang tergenang diperairan. Salah satunya adalah banjir. Tentunya ini berdampak langsung dengan kehidupan masyarakat. Betapa tidak, rumah-rumah yang berada tepat dibibir pantai bisa diterjang ombak kapanpun ombak datang menerjang.
Keprihatinan akan kondisi lingkungan tersebut membuat Sururi selaku aktivis mangrove berinisiatif untuk menanam mangrove. Di kawasan Mangkang Kulon ini, Sururi bersama-sama dengan tim membudidayakan mangrove.
Menurut Nofi, salah satu tim yang turut membantu Sururi membudidayakan mangrove ini, mangrove memiliki manfaat yang cukup besar. "Mangrove bisa menahan abrasi dan banjir yang sering terjadi di Mangkang Kulon", tutur mahasiswa Udinus ini.
Pengakuan Sururi selama membudidayakan mangrove ini, banyak kendala yang dialami. "Menanam mangrove lebih mudah daripada merawatnya", ungkap Sururi. Merawat mangrove harus teliti dan telaten, sebab harus memilih dan memilah mangrove yang masih hidup atau yang sudah mati.
"Penanaman mangrove ini semoga bisa membantu mengatasi permasalahan masyarakat Mangkang yang sering mengalami banjir", pungkas Rahayu Nofi.
0 komentar:
Post a Comment