Membongkar Sejarah Perjuangan Ulama dan Santri



Buku Zainul Milal Bizawie dibedah dalam acara yang diselenggarakan oleh LPM Edukasi bekerjasama dengan Rabithah Ma'ahid Islamiyah. Hadir dalam acara ini penulis Ms Milal, Gus Razin, dan Prof. Mudjahirin Tohor. Buku ini mengungkap sejarah perjuangan para ulama dan santri yang telah lama dikubur tanpa dipublikasikan.

"Bangsa ini akan menjadi haram jika tidak diungkap koridor-koridor sejarah yang ada," ungkap Milal selaku penulis.

Peralawanan saat perang Diponegoro, menjadi saksi sejarah para ulama dan santri dari berbagai pesantren melakukan perlawanan.
Para ulama tidak hanya muncul saat merdeka, namun jauh sebelum itu para ulama sudah berjuang untuk NKRI. Fakta memang membuktikan bahwa bangsa Indonesia dibangun oleh kekuatan para Ulama.

Untuk mematikan sebuah bangsa, saat ini dapat dilakukan dengan mudah. "Mematikan suatu bangsa tidak harus secara langsung (dgn senjata), cukup dengan mematikan sejarahnya. Itu yang dilakukan oleh para penjajah pada umat Islam," tutur Milal.

Senada dengan Milal, Mudjahirin Tohir juga mengungkapkan bahwa perjuangan ulama dan santri untuk mempertahankan NKRI diikuti untuk warga Indonesia.

 Buku Laskar Ulama Santri dan Resolusi Jihad mentashih yang sudah ada tentang ulama dan santri," jelas Mudjahirin.

Saat itu, memang Belanda juga belajar tentang dunia batin orang-orang yang dijajah. Pada saat itu, orang-orang Belanda meneemukan, orang Jawa memiliki syahwat yang besar untuk memiliki kekuasaan.

"Banyak orang-orang yang menginginkan kekuasaan, tapi tidak mendapat kesempatan untuk berkuasa," ungkap Mudjahirin.

Dari sinilah, Belanda mulai mengadu domba. Semakin banyak peperangan, semakin banyak wilayah jajahan dan kekuasaan Belanda.

Perjuangan Ulama-Santri

Terdapat inti dari buku ini memiliki dua hal penting.
Pertama, Ulama santri berjuang habis-habisan untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kedua, Pergolakan politik keagamaan antara Wahabi dan Sunni dan menimbulkan perjuangan untuk membuat jami'iyah NU.

Ada pesan yang disampaikan oleh narasumber Prof. Mudjahirin, "Kalau ingin jadi org Indonesia, baca dan renungkan perjuangan leluhur kita bagaimana merebut kemerdekaan Indonesia".

"Kalau ingin menjadi NU, bacalah jerih payah perjuangan ulama NU. Tanpa itu, NU tidak sebagai roh bagi pemiliknya, tetapi hanya akan dipakai sebagai identitas sosial ketika ada kepentingan.

Jika dalam buku Laskar Ulama Santri dan Resolusi Jihad ada sejumlah kekurangan, maka kesempurnaan seorang penulis justru berada dalam kekurangan dan ketidaksempurnaan itu.

Ada beberapa hal yang disampaikan oleh Abdul Ghaffar Razin, M. Ed yang juga rektor Staimafa Pati.

Menurutnya, ketertinggalan NU dalam buku sejarah, naif kalau itu kesengajaan. Perlu pemaknaan dlm perjuangan ulama santri dalam konteks kekinian.

"Paradigma pendidikan Nasional Indonesia, tidak didasari dengan menggali akan pendidikan asli Indonesia", ungkap Gus Razin sapaan akrabnya.

Imbasnya melahirkan sistem pendidikan yang tidak mampu mengakomodasi pendidikan yang ada di pesantren.


0 komentar:

Post a Comment

 
MALIKHAH SAN © 2012 | Edited Designed by Kurungan Celotehan