PEREMPUAN DAN MISOGAMI


Misogami menjadi sebuah pilihan bagi seorang perempuan. Pada dasarnya, setiap perempuan tentu tidak mau memilih hal seperti ini. Misogami menurut kamus besar bahasa Indonesia merupakan sebuah keengganan atau kebencian terhadap sebuah perkawinan. Beberapa perempuan memegang prinsip seperti itu, mereka enggan untuk menikah. Hal ini tentu bukan tanpa alasan.
Menikah menjadi sebuah ritual sakral yang akan membawa kehidupan seseorang untuk membuka lembaran baru disisa akhir hidupnya bersama pasangan. Di Indonesia itu, ritual pernikahan menjadi sebuah budaya yang banyak dilakukan oleh masyarakat. Salah satunya di Jawa, Orang jawa melaksanakan pernikahan dengan beberapa rangkaian acara, dimulai dari lamaran, pingitan, siraman, sungkeman, akat nikah, dan temon. Tentunya pada saat itu, calon pengantin akan merasa bahagia tat kala hari pernikahannya telah tiba. Berbagai persiapan untuk menuju satu upacara sakral menjadi momentum paling berharga dalam hidup seseorang.
Nah, meskipun sebuah pernikahan menjadi acara istimewa bagi sepasang kekasih, namun bagi orang-orang tertentu hal itu justru menjadi momok yang menakutkan. Banyak hal yang melatarbelakanginya, diantaranya trauma pada masa lalu. Bisa jadi, pengalaman akan masa lalu tentang kehidupan rumah tangga orang tuanya bisa jadi pemicu. Seorang anak, jika melihat kehidupan rumah tangga orang tuanya tidak harmonis, tentu akan berdampak  pada psikologi anak. Pada akhirnya, pilihan untuk tidak mennikah akan jadi sebuah keputusan.
Sebenarnya misogami menjadi sebuah bumerang bagi perempuan. Tengok saja, di Eropa banyak perempuan yang enggan menikah, namun banyak diantara mereka yang tetap melakukan hubungan seks. Status sosial yang dimiliki seseorang pasca menikah lah yang menjadi problem bagi kaum misogami. Adanya pandangan bahwa sebuah pernikahan hanya akan menjadi pembatasan bagi seseorang, bisa jadi alasan mengapa para perempuan tetap pada pendiriannya, yakni enggan menikah.
Terlepas dari adanya fenomena misogami, perempuan menjadi sosok hebat dibelakang suksesnya seorang laki-laki. Konco wingking yang telah meresap pada diri seorang perempuan, tentu menjadi sebuah kekuatan pendorong bagi laku-laki. Perempuan memiliki kekuatan besar untuk memberikan pengaruh bagi laki-laki. Oleh sebab itu, bagi perempuan yang memilih untuk hidup sendiri, dan tidak menikah bukan hal tabu. Mereka memiliki sejuta alasan untuk memegang sebuah pilihan “Misogami”.


“Selamat Hari Perempuan, 08 Maret 2013”
By:: Malikhah
*Direktur SRIKANDI 

0 komentar:

Post a Comment

 
MALIKHAH SAN © 2012 | Edited Designed by Kurungan Celotehan