MENGGUGAT MAKNA PUASA
Bulan yang penuh keberkahan, bulan spesial yang hanya datang satu kali dalam setahun sebentar lagi akan tiba. Semua umat muslim bersiap-siap untuk menyambut datangnya bulan keberkahan ini. Bermacam-macam kegiatan yang dilakukan untuk menyambut bulan suci ini. Tidak menjadi permasalahan berarti tentang bagaimana cara mereka menyambut datangnya bulan ramadhan. Dengan adanya keberagaman adat yang dimiliki masyarakat, menjadi ciri khas tersendiri untuk daerah masing-masing.
Pada dasarnya, puasa ramadhan merupakan salah satu kewajiban universal yang harus dilaksanakan oleh umat muslim. Perlu kita tegaskan bahwa puasa bukan hanya sekedar kewajiban rutinitas tahunan, menahan lapar, berbuka, sahur, dan setelah selesai tidak membekas pada psikologis dan spiritual pada diri setiap individu. Namun, puasa merupakan kewajiban yang mesti menggugah kesadaran kesejatian diri kemanusian, ketiggian bertauhid, ketinggian moral, ketinggian akhlak, ketinggian kepedulian dan kontribusi pada sosial kemasyarakatan dalam rangka amar ma'ruf dan nahil mungkar.
Segudang harapan yang didambakan sering kali tidak tercapai secara maksimal. Justru banyak tindakan dilakukan hanya untuk memuaskan diri untuk menebus nafsu yang tidak boleh dilakukan saat puasa. Kita tilik sejenak, di bulan ramadhan sering kali nominal belanja para ibu rumah tangga semakin meningkat tajam. Terlihat dari konsumsi yang digunakan setiap kali berbuka puasa dan sahur. Seharusnya dengan adanya berpuasa kita diharapkan mampu sama-sama merasakan nasib fakir miskin yang tidak bisa makan secara teratur. Namun, ketika berpuasa justru hidangan yang disediakan sering berlebihan.
Berbuka puasa secara berlebihan juga sering kali kita lakukan. Segelas air dengan tiga buah kurma sebenarnya sudah cukup untuk berbuka puasa, namun kita sering makan berlebihan untuk membalas dendam puasa yang kita jalankan, sehingga pada saat tarawih di malam hari, kita merasakan kekenyangan karena terlalu banyak makan. Dengan makan yang tidak terkontrol pada saat berbuka puasa, maka akan menyebabkan penyakit bagi tubuh kita.
Dengan adanya pemaknaan puasa secara benar, maka kita akan menyadari makna puasa yang sebenarnya. Meskipun berpuasa, namun pola makan kita ketika berbuka dan sahur harus tetap diatur dengan baik. Disisi lain, kita juga harus memperbanyak amal kita hanya untuk Allah. Selain pola makan yang teratur, nominal belanja juga harus dikontrol. Meskipun dengan niatan memuliakan bulan ramadhan, namun kita juga harus selalu memilah-milah kebutuhan yang penting dan bermanfaat untuk dikonsumsi untuk diri kita.
Bulan yang penuh keberkahan, bulan spesial yang hanya datang satu kali dalam setahun sebentar lagi akan tiba. Semua umat muslim bersiap-siap untuk menyambut datangnya bulan keberkahan ini. Bermacam-macam kegiatan yang dilakukan untuk menyambut bulan suci ini. Tidak menjadi permasalahan berarti tentang bagaimana cara mereka menyambut datangnya bulan ramadhan. Dengan adanya keberagaman adat yang dimiliki masyarakat, menjadi ciri khas tersendiri untuk daerah masing-masing.
Pada dasarnya, puasa ramadhan merupakan salah satu kewajiban universal yang harus dilaksanakan oleh umat muslim. Perlu kita tegaskan bahwa puasa bukan hanya sekedar kewajiban rutinitas tahunan, menahan lapar, berbuka, sahur, dan setelah selesai tidak membekas pada psikologis dan spiritual pada diri setiap individu. Namun, puasa merupakan kewajiban yang mesti menggugah kesadaran kesejatian diri kemanusian, ketiggian bertauhid, ketinggian moral, ketinggian akhlak, ketinggian kepedulian dan kontribusi pada sosial kemasyarakatan dalam rangka amar ma'ruf dan nahil mungkar.
Segudang harapan yang didambakan sering kali tidak tercapai secara maksimal. Justru banyak tindakan dilakukan hanya untuk memuaskan diri untuk menebus nafsu yang tidak boleh dilakukan saat puasa. Kita tilik sejenak, di bulan ramadhan sering kali nominal belanja para ibu rumah tangga semakin meningkat tajam. Terlihat dari konsumsi yang digunakan setiap kali berbuka puasa dan sahur. Seharusnya dengan adanya berpuasa kita diharapkan mampu sama-sama merasakan nasib fakir miskin yang tidak bisa makan secara teratur. Namun, ketika berpuasa justru hidangan yang disediakan sering berlebihan.
Berbuka puasa secara berlebihan juga sering kali kita lakukan. Segelas air dengan tiga buah kurma sebenarnya sudah cukup untuk berbuka puasa, namun kita sering makan berlebihan untuk membalas dendam puasa yang kita jalankan, sehingga pada saat tarawih di malam hari, kita merasakan kekenyangan karena terlalu banyak makan. Dengan makan yang tidak terkontrol pada saat berbuka puasa, maka akan menyebabkan penyakit bagi tubuh kita.
Dengan adanya pemaknaan puasa secara benar, maka kita akan menyadari makna puasa yang sebenarnya. Meskipun berpuasa, namun pola makan kita ketika berbuka dan sahur harus tetap diatur dengan baik. Disisi lain, kita juga harus memperbanyak amal kita hanya untuk Allah. Selain pola makan yang teratur, nominal belanja juga harus dikontrol. Meskipun dengan niatan memuliakan bulan ramadhan, namun kita juga harus selalu memilah-milah kebutuhan yang penting dan bermanfaat untuk dikonsumsi untuk diri kita.