Zaman jahiliyah bisa jadi kembali lagi hadir di era globalisasi ini. Jahiliyah yang dalam bahasa Arab: جاهلية, (jahiliyyah) adalah konsep dalam agama Islam yang berarti "ketidaktahuan akan petunjuk ilahi" atau "kondisi ketidaktahuan akan petunjuk dari Tuhan". Meskipun petunjuk yang diberikan oleh Allah SWT telah ada, namun banyak orang yang melalaikan bahkan melupakan. Imbasnya, tindakan yang dilakukan tidak didasari atas pemahamannya akan agama.
Mencuatnya berbagai aksi pemerkosaan, pencabulan, bahkan sodomi menjadi salah satu indikasi merebaknya tindakan jahiliyah. Betapa tidak, generasi muda yang seharusnya menjadi tumpuan bangsa, yang seharusnya menjadi harapan masa depan justru digerogoti masa depannya.
Banyaknya kasus tindakan asusila yang muncul akhir-akhir ini menjadi sebuah keprihatinan yang dalam bagi bangsa. Terlebih korban dari tindakan tersebut adalah anak-anak yang masih dibawah umur. Secara psikologis tentu akan menimbulkan dampak yang maha dahsyat saat mereka tumbuh besar kelak. Peristiwa asusila yang dialami oleh anak, telah merenggut seluruh kebebasan dan keindahan masa kanak-kanak.
Dampak psikologis merupakan salah satu dampak yang dialami anak korban asusila. Sedangkan dampak bagi kesehatan anak juga sangat penting untuk tumbuh kembang anak. Penyakit kelamin yang diderita pelaku asusila bisa jadi ditularkan melalui tindakan asusila. Bahkan, bisa jadi anak-anak korban asusila menderita HIV AIDS akibat tertular dari pelaku asusila. Dampak lain semisal dikucilkan dari lingkungan sekitar tentu saja mempengaruhi kondisi anak.
Ironis dengan kondisi bangsa saat ini.
Ditengah-tengah derasnya arus globalisasi, seharusnya masyarakat Indonesia akan senantiasa siap menghadapi perkembangan informasi dan tekhnologi, namun justru sebaliknya. Kemudahan akan akses informasi dan kemajuan tekhnologi justru disalahgunakan. Banyak masyarakat kita menggunakan internet hanya untuk membuka situs porno. Ada juga yang menggunakan jejaring sosial sebagai alat untuk melancarkan tindakan penculikan dan asusila.
Saatnya Berbenah
Masyarakat era globalisasi ini memang penuh tantangan. Mereka harus siap dengan segala perubahan yang terjadi setiap saat. Isu-isu tentang kapitalisme, hedonism, pragmatism saat ini sudah tidak sekedar isu belaka. Lebih dari itu, tanpa disadari seperti hedonism, pragmatism telah mengakar dikalangan masyarakat Indonesia.
Lawan masyarakat Indonesia saat ini tidak hanya persoalan cerdas mempergunakan teknologi ataupun cerdas dalam mengakses informasi semata. Cerdas dalam memilih dan menentukan sikap merupakan salah satu langkah yang juga harus diperhatikan. Gaya hidup ala era globalisasi saat ini patut diwaspadai.
Disisi lain, tindakan waspada terhadap tiga lingkaran setan juga patut diantisipasi. Tiga lingkaran setan yang kapanpun bisa menjerat rakyat Indonesia sangat berbahaya. Seksualitas, NAPZA (Narkotika, psikotropika, dan zan adiktif lainnya), dan HIV/AIDS menjadi tiga lingkaran setan yang siapa saja bisa masuk jika tidak mampu mengendalikannya. Tindakan asusila yang kian marak ini, merupakan dampak seksualitas. Minimnya pengetahuan akan seks, menimbulkan sikap dan perilaku seks yang menyimpang.
Hari kebangkitan Nasional ini harus menjadikan generasi muda bangkit dari segala macam kemanjaan yang ditawarkan oleh era globalisasi. Sikap waspada terhadap segala perubahan harus dipegang kukuh agar tidak terjerumus dalam lembah neraka dunia tentu saja diiringi dengan pemahaman agama yang kukuh. Terhadap anak-anak yang menjadi korban asusila, selayaknya kita memberikan dukungan, semangat, dan motivasi agar bangkit kembali menjadi generasi yang berkualitas. Segala keburukan dan kebobrokan bangsa Indonesia, hapus dengan sikap optimis kaum muda. Songsong hari esok untuk lebih baik, lebih berkualitas, dan lebih bermanfaat.
Selamat Hari Kebangkitan Nasional, Bangkit Terus Generasi Muda!!!!!