Pancasilanya Indonesia


Pancasila, panca berarti lima, dan sila yang berarti asas. Merupakan ideologi bangsa Indonesia yang wajib kita pegang teguh sebagai anak bangsa. Pancasila yang terdiri dari lima asas ini yakni sebagai berikut,
  1. Ketuhanan yang maha esa
  2. Kemanusiaan yang adil dan beradap
  3. Persatuan Indonesia
  4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
  5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Hari ini peringatan 47 tahun kesaktian pancasila, perlu kita refleksikan bersama. Implementasi dari lima butir yang telah dirumuskan oleh funding father terdahulu hari ini mengalami degradasi cukup signifikan. Banyak sekali kasus-kasus yang sangat memprihatinkan, seperti kerusuhan antar warga negara, baik itu atas nama agama atau suku. Bahkan, pemuda yang seharusnya menjadi investasi jangka panjang bagi Indonesia, justru mengalami degradasi moral yang cukup mengejutkan. Media masa semakin ramai memberitakan kabar tawuran antar pelajar, hal ini menjadikan tanda tanya besar. Selama ini pendidikan yang seperti apa yang diberikan kepada siswa, hingga tidak ada keharmonisan antar warga negara.
Perlunya internalisasi nilai-nilai pancasila dalam diri individu menjadi penting untuk kita refleksikan. Selama ini, banyak orang hafal naskah pancasila, namun mengaplikasikan kedalam kehidupan nyata, masih jauh dari harapan. Perlu adanya dorongan kuat untuk saling mengingatkan agar lima panca yang telah dirumuskan dapat terpelihara dengan baik. Pancasila bukan hanya sebagai pajangan dinding negara, yang tidak tahu harus diletakkan dimana, namun pancasila merupakan asas yang harus kita tanamkan pada diri kita. Sehingga, setiap langkah yang kita tapaki menyatu dengan konsep dasar Pancasila yang sesungguhnya.
Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Bintang menjadi simbol sila pertama ini. Setiap warga negara memiliki hak penuh memeluk agama sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Disini mengandung nilai-nilai toleransi yang harus kita jaga sebagai warga negara. Sebab, agama dan kepercayaan yang dianut tidak hanya satu, melainkan lebih. Jika sebagai warga negara tidak mampu untuk menjaga toleransi antar umat beragama, maka yang terjadi adalah kerusuhan antar umat beragama yang saat ini menjadi hot topic. Agama dan kepercayaan merupakan hak setiap individu, karena menyangkut hubungan pribadi dengan Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, rasa saling menghormati dan menghargai harus selalu terjalin dengan baik. Tidak mudah terprofokasi oleh isu-isu propaganda yang hanya akan menimbulkan kerusuhan. Dan jangan sampai agama menjadi alibi yang harus dipersalahkan.
Kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Rantai menjadi simbol sila kedua. Bahwasanya setiap warga negara memiliki hak yang patut kita hargai. Persamaan derajad, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia harus kita junjung tinggi, tanpa membeda-bedakan suku, ras, dan agama. Nilai-nilai pancasila yang harusnya menjadi cerminan dalam bertindak, sudah tak memiliki prestise dimata publik. Sebagai bangsa yang beradab, harusnya warga negara Indonesia memiliki adab yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Namun, hari ini terlihat jelas, para wakil rakyat yang harusnya menjadi contoh masyarakat, justru asik dengan tindakan amoral yang dilakukannya. Akhirnya bangsa Indonesia hari ini tengah gusar dengan adanya kemerosotan moral.
Ketiga, Persatuan Indonesia. Pohon beringin menjadi simbol sila ketiga. Seluruh rakyat Indonesia sepakat ketika persatuan dan kesatuan benar-benar terjalin. Tidak ada konflik antar suku, antar umat beragama, maupun antar golongan maka akan tercipta suasana damai di bumi pertiwi. Semboyan “Bhineka Tunggal Ika” menjadi salah satu semboyan yang harus kita jaga. Sadar atau tidak, kita hidup dalam keberbedaan, namun bukan untuk dibeda-bedakan. Hargai dan hormati setiap keberbedaan yang ada disekitar kita. Maraknya pertikaian antar warga negara, timbul akibat tidak adanya saling toleransi antar sesama. Rendahnya pemahaman akan nilai-nilai pancasila, membuat individu mudah terpancing emosi. Akibatnya, permasalahan kecil, justru akan semakin membara karena kurangnya sikap saling menghormati.
Keempat, Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan. Kepala banteng menjadi simbol sila keempat. Menyematkan label “Percaya” untuk para wakil rakyat semakin sulit. Wakil rakyat yang tidak merakyat semakin menggurita. Hanya simbol-simbol kebesaran wakil rakyat yang dapat dilihat, tidak lebih. Benarkah ini musyawarah mufakat untuk kepentingan rakyat? Tan Malaka mengatakan, “Kekuasaan kaum modal berdiri atas didikan yang berdasar kemodalan. Kekuasaan Rakyat hanya bisa diperoleh dengan didikan kerakyatan.” Dengan didikan yang demikian, diharapkan kemerdekaan mutlak milik rakyat. Permasalahan kemiskinan, pendidikan, sosial harus diselesaikan. Bukan sekedar untuk dibahas secara teori, namun tindakan pemerintah secara real haruslah dilakukan.  Semua permasalahan diputuskan demi kesejahteraan warga negara, bukan hanya untuk suatu golongan saja. Sebab, setiap keputusan yang diambil patut dipertanggung jawabkan dihadapan Tuhan yang maha esa.
Kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Padi dan kapas yang menjadi simbol sila ke lima ini. Sebagai warga negara selain harus mendapatkan hak, perlu diimbangi dengan melaksanakan kewajiban sebagai warga negara. keadilan sosial memiliki makna yang cukup luas. Terciptanya keadilan bagi masyarakat, selama ini masih minim. Hal ini terlihat adanya akses pendidikan yang tidak merata, akses kesehatan yang semakin sulit, bahkan perlakuan didepan hukum masih saja melenceng. Semua itu hanya dapat diakses dengan baik oleh orang-orang kaya. Hal ini sangat memprihatinkan, karena sangat merugikan masyarakat kecil.
Kembali dengan peringatan 47 tahun kesaktian Pancasila. Nilai-nilai luhur sebuah bangsa yang termaktub dalam lima asas negara menjadi kekuatan besar bagi bangsa Indonesia. Perumusan pancasila yang didahului adanya pemberontakan G 30 S PKI pada 30 September 1965 silam menjadi catatan pena negara Indonesia. Pemberontakan ini menjadi wujud nyata bahwa pada saat itu Pancasila sebagai ideologi bangsa, akan dirubah menjadi ideologi komunis. Pada hari yang ganas itu, tujuh jendral dan beberapa orang lainnya menjadi korban pmbunuhan sadis, hal ini membuat Soekarno donder seketika. Dengan semangat perjuangan yang tinggi, Pancasila sebagai dasar negara mampu dipertahankan dan upaya perubahannya berhasil digagalkan. Oleh sebab itu, setiap tanggal 30 September menjadi hari peringatan G 30 S PKI dan setiap tanggal 1 Oktober menjadi hari sejarah yakni Kesaktian Pancasila.
Patut kita hargai perjuangan para pahlawan yang telah gugur di medan pertempuran yang teramat pedih. Pengamalan nilai-nilai Pancasila, menjadi salah satu langkah kongkret untuk meneruskan perjuangan para pahlawan. Akhirnya, sebagai pemuda yang bercita-cita mewujudkan Bumi Pertiwi yang menjunjung tinggi nilai-nilai budi pekerti luhur berharap hari ini, esok, dan selanjutnya akan tercapai sebuah kerukunan dan keharmonisan.



                                                                     oleh, Malikhah

0 komentar:

Post a Comment

 
MALIKHAH SAN © 2012 | Edited Designed by Kurungan Celotehan